2. Panjang roti tergantung dari ekonomi laki-laki
Sejarawan H.Irwan Sjafi’ie menjelaskan sepasang roti buaya pada saat akad nikah panjangnya 60-70 cm tergantung dari kemampuan ekonomi calon mempelai pria. Jika makin panjang, maka semakin banyak yang harus dibayar oleh mempelai pria.
Sepasang roti buaya ini nantinya akan dibawa ke rumah mempelai wanita setelah dihias warna-warni dengan kertas minyak. Hantaran ini bersamaan dengan uang mahar atau mas kawin, baju, selop, miniatur mesjid berupa uang belanja, alat make-up, dan lainnya.
3. Dipercaya enteng jodoh
Ketika menjadi seserahan, roti buaya harus selalu dalam kondisi mulus dan tak boleh rusak hingga sampai ke tangan mempelai wanitanya. Ukuran roti buaya juga dipercaya berkaitan dengan nasib rumah tangga pengantin tersebut. Makin keras dan makin besar roti buaya, maka akan semakin baik.
Setelah selesai acara pernikahan, roti buaya ini akan dibagi-bagi dan dimakan oleh para tamu. Masyarakat Betawi percaya bahwa siapapun yang memakan roti buaya tersebut akan lebih mudah mendapatkan jodoh di kemudian hari.
(Salman Mardira)