Keyakinan itu tidak berlebihan, mengingat pada musim panas seperti sekarang, Dunhuang didatangi 20 ribu hingga 30 ribu orang per hari.
"Tidak hanya Mingsha, tapi kami punya objek wisata lain. Bandara kami juga didarati pesawat dari Beijing, Shanghai, Chengdu, Guangzhou dan kota besar lainnya," ujar pejabat perempuan tersebut percaya diri.
Mistis
Mingsha Shan bukan hanya mengandalkan panorama bukit pasir dan danau berbentuk sabit. Mingsha Shan bukan sekadar objek wisata pegunungan yang mengandalkan keindahan panorama alam.
Ada hal mistis sehingga Mingsha Shan dijuluki sebagai Bukit Pasir Bernyanyi.
Ketika angin bertiup, bukit yang membentang sepanjang 40 kilometer dari arah timur ke barat dan 20 kilometer dari utara ke selatan tersebut mengeluarkan suara menderu, menggelegar, dan mencuit.
Fenomena alam yang bisa menghasilkan suara hingga 105 desibel selama beberapa menit itu tidak hanya terjadi di Mingsha, namun ada 34 tempat lain di dunia.
Di Amerika Serikat ada beberapa bukit yang bisa mengeluarkan suara, seperti Kelso Dunes, Eureka Dunes di California, Warren Dunes (Michigan), dan Sand Mountain (Nevada).
Gurun Namib di Afrika, Odashi di Jepang, dan Bukit Sinai di Mesir juga bisa mengeluarkan suara seperti itu.
Lalu kenapa bukit pasir bisa bersuara yang seakan membentuk sebuah harmoni?
Ada banyak teori yang bisa menjelaskan fenomena alam seperti itu. Emisi suara sangat mungkin terjadi karena angin yang melewati atau melintas di atas bukit pasir.
Dengan catatan, butir pasir harus bulat dengan diameter antara 0,1 hingga 0,5 milimeter, pasir harus mengandung silika, dan berada pada kelembaban tertentu. Namun yang lebih penting lagi adalah bukit pasir harus berbentuk bulan sabit.
Syarat-syarat yang bersifat alami itu ada pada Mingsha Shan dan tempat-tempat lain di belahan dunia.
Gesekan pasir diterpa angin hingga naik-turun itulah yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bayangkan saja kalau volume pasirnya mencapai ribuan atau bahkan jutaan meter kubik tentu akan menghasilkan sebuah orkestra alami.