MEMASTIKAN sekolah tatap muka berjalan aman bukan hanya tugas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, tetapi juga ada peran pihak sekolah, lingkungan sekitar sekolah, orangtua, maupun si anak itu sendiri. Bahkan, ahli kesehatan pun terlibat dalam rencana ini.
Ya, lewat para ahli kesehatan, praktik sekolah tatap muka yang aman bisa diprediksi dengan beberapa upaya skema terbaik mencegah anak murid maupun guru tidak terpapar covid-19.
Baca juga: Menerka Potensi Munculnya Klaster Sekolah, Anak Rentan Terpapar Covid-19?
Dokter spesialis anak Ria Yoanita SpA menjelaskan ada beberapa poin ketika membahas skema aman sekolah tatap muka. Salah satunya soal jarak aman antarmurid di dalam kelas maupun di luar kelas.
"Ada baiknya jarak antaranak 1,5 meter di dalam kelas. Tak hanya itu, kapasitas murid di dalam kelas berisi maksimal 18 peserta didik. Khusus bagi sekolah luar biasa dan pendidikan anak usia dini, maksimal peserta didik 5 orang per kelas," ungkap dr Ria, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli 2021, Ini Saran Guru Besar FKUI
Secara lebih lengkap, ia memberikan skema aman sekolah tatap muka, yakni:
1. Jarak antaranak 1,5; meter baik saat duduk, berdiri, maupun antre.
2. Memberikan tanda jaga jarak di ruang-ruang sekolah.
3. Sirkulasi udara di kelas harus memadai. Bila tidak memadai, pembelajaran tatap muka dilangsungkan di ruang terbuka di area sekolah.
4. Membuat pengaturan lalu lintas satu arah di lorong atau koridor dan tangga. Bila tidak memungkinkan, harus ada tanda pemisah dan penanda arah jalur.