Mutasi Le Variant Breton Asal Prancis Sulit Terdeteksi Tes PCR

Antara, Jurnalis
Kamis 25 Maret 2021 11:28 WIB
Ilustrasi mutasi virus corona Le Variant Breton asal Prancis. (Foto: Kjpargeter/Freepik)
Share :

OTORITAS Kesehatan Prancis belum lama ini mengidentifikasi mutasi virus corona bernama Le Variant Breton di wilayah Brittany. Covid-19 jenis baru ini disebut lebih sulit dideteksi meskipun tampaknya tidak lebih berbahaya atau menular.

Direktur penyedia layanan kesehatan ARS regional Stephane Mulliez dalam sebuah konferensi pers mengatakan temuan ini berasal dari delapan orang lansia yang menunjukkan gejala umum covid-19 tetapi tes polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif. Padahal, tes yang memanfaatkan usap hidung ini biasanya sangat akurat.

Baca juga: Mutasi Virus Corona Baru Kembali Terjadi, Kali Ini di Prancis 

Setelah tim medis melakukan pengujian lebih lanjut yakni memanfaatkan sampel darah serta lendir dari saluran pernapasan yang lebih dalam barulah pasien itu diketahui terkonfirmasi covid-19.

Menurut Direktur Regional Badan Kesehatan Nasional Sante Publique Prancis, Alain Tertre, seperti dikutip dari laman Medical Xpress, satu kemungkinannya virus menyebar lebih cepat antara saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah.

Menyoroti temuan ini, Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan diagnosis positif baru muncul setelah pasien diperiksa jaringan paru-parunya dan ini tidak mudah.

"PCR test biasa kita pakai untuk memastikan seseorang sakit atau tidak. Untuk kasus-kasus di Prancis ini mereka baru dipastikan sakit sesudah dilakukan pemeriksaan mendalam darah dan bahkan jaringan paru-parunya, suatu pemeriksaan yang amat tidak mudah dilakukan," jelas dia dalam pesan elektroniknya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Ini 5 Makanan yang Bisa Cegah Infeksi Mutasi N439K dan B117 

Tes PCR sendiri dilakukan untuk mendeteksi materi genetik khusus SARS-CoV-2 atau organisme apa pun. Tes ini dianggap sangat akurat dibandingkan tes lain dan mendeteksi jenis virus apa pun.

Sebenarnya ini bukan varian pertama yang mampu menghindari pengujian. Peneliti asal Finlandia pada Februari lalu mengidentifikasi strain bernama Fin-796H dengan mutasi yang membuatnya sulit dideteksi dengan beberapa tes usap hidung juga.

Ketidakmampuan untuk secara akurat mendiagnosis orang yang terinfeksi, memunculkan dugaan PCR tak akan lagi ampuh mendeteksi covid-19, termasuk pada seseorang yang mengalami gejala.

Meski begitu, salah satu perusahaan diagnosis Eropa, Novacyt Group, mengumumkan tes PCR-nya berhasil mendeteksi varian baru.

Baca juga: Hasil Penelitian Sebut Vaksin AstraZeneca Efektif Cegah Covid-19 Varian Brasil 

"Sekarang tentu PCR masih gold standard, dan belum perlu modifikasi apa-apa. Ini laporan awal tentang perkembangan yang ada, kita lihat dulu bagaimana perkembangannya nanti," ungkap Prof Tjandra.

"Tentu kita belum tahu bagaimana perkembangan mutasi Le Variant Breton ini selanjutnya, tetapi kalau memang nantinya keampuhan tes PCR jadi benar-benar terganggu maka tentu dunia akan menghadapi babak baru dan tantangan cukup berat untuk mendiagnosis covid-19," imbuh dia.

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya