Liburan di Nihi Sumba, Raline Shah Berbagi Cerita Tentang Kuda

Salsabila Jihan, Jurnalis
Rabu 03 Maret 2021 01:31 WIB
Raline Shah di Nihi Sumba, Nusa Tenggara Barat (Instagram @ralineshah)
Share :

RALINE Shah baru-baru ini liburan di Nihi Sumba, resort eksklusif di Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Selain menikmati pantai eksotis dengan pasir putih, laut biru, perbukitan hijau dan batu karang, aktris keturunan Melayu-Batak ini juga kepincut melihat gerombolan kuda bermain di pantai.

Dalam unggahan pada Instagram @ralineshah seperti dipantau, Selasa (2/3/2021), Raline bercerita tentang sekelompok kuda yang berlarian bebas di pantai Nihi Sumba.

Baca juga:  Pengalaman Seru Raline Shah Berkunjung ke Kampung Adat Sumba Barat

"Sumba, tempat kuda-kuda berlarian bebas dan hamparan pantai berpasir putih yang menjadi tempat bermain mereka," tulis perempuan kelahiran 1985 pada keterangan fotonya.

"Kuda-kuda tersebut dikatakan sebagai jiwa dari Pulau Sumba, yang dijadikan sebuah identitas budaya tersendiri yang telah ada sejak dahulu kala. Hingga saat ini, tradisi itu masih terjalin erat sebagai kepercayaan warga setempat dan tradisi yang abadi."

Raline Shah di Nihi Sumba (Instagram @ralineshah)

Masyarakat Sumba memiliki satu jenis kuda yang sangat khas, yang bernama Sandalwood atau Sandel-hout, lebih lengkapnya adalah Kuda Sandelwood Pony.

Konon, nama sandelwood sering dikaitkan dengan kayu cendana yang pada masa lampau merupakan komoditas ekspor dari Pulau Sumba dan pulau Nusa Tenggara lainnya. Kabarnya, hewan ini memiliki moyang kuda arab yang disilangkan dengan kuda poni lokal untuk memperbaiki penampilannya.

Keistimewaan dari kuda tersebut terletak pada kecepatan dan daya tahannya. Itu menjadikannya salah satu kuda poni terbaik di Indonesia.

Di Sumba, kuda-kuda itu sering digambarkan sebagai Njapu Numa Nhara, Njapa Taki Tamo. Maksudnya, kuda bukan hanya digambarkan sebagai alat transportasi, tetapi juga diyakini sebagai kendaraan dalam sebuah kehidupan yang tidak lepas dari kehidupan pribadi mereka.

Baca juga:  Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati Liburan di Sumba, Nginapnya di Villa Termewah

Ternyata kuda tidak hanya sebagai alat transportasi di dunia saja, tetapi sebagai tunggangan bagi arwah orang yang telah meninggal menuju ke alam baka yang dapat mempercepat perjalanan mereka.

 

"Penyembelihan kuda, sebuah penghormatan kepada pemilik kuda yang telah meninggal semasa hidup mereka (sebagian besar dari rumah bangsawan), menggambarkan roh orang mati yang menungganginya menuju ke alam baka."

Raline melanjutkan, "Selain sebagai simbol status sosial, kuda itu juga sebagai mas kawin untuk perkawinan dan keperluan lainnya."

"Mungkin tradisi berkuda paling menarik dapat dilihat setiap bulan Februari saat festival Pasola, festival adu tombak tradisional Sumba."

"Meski akhir-akhir ini festival pertarungan dengan menunggangi kuda hanyalah sebuah simbolik, pertarungan mainan vs pertarungan sebenarnya, olahraga tradisional ini masih menyatukan puluhan penunggang (tanpa menggunakan pelana) yang saling melempar tombak (saat ini menggunakan tombak tumpul) untuk menjatuhkan lawan mereka," tukasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya