KOTA TUA merupaan salah satu wisata unggulan legendaris di Jakarta. Ya, objek wisata sejarah berbasis warisan budaya itu dulunya merupakan wilayah perkotaan era penjajahan kolonial Belanda.
Kawasan Kota Tua sudah seharusnya menjadi destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara dan memiliki keunikan sehingga dapat berkompetisi dalam skala global.
Asal tahu saja, kawasan Kota Tua memiliki lima zona, yaitu kawasan Sunda Kelapa, Fatahillah, Pecinan, Pekojan, dan kawasan peremajaan yang masing-masing sangat unik dan berbeda karakteristiknya.
Saat ini, baru zona kawasan Fatahillah dan peremajaan yang banyak disentuh dan menjadi pusat pengembangan oleh para pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, akademisi, dan bisnis.
Sedangkan zona lainnya belum optimal dikembangkan. Sehingga perlu dilakukan pengembangan produk dan paket wisata yang mengintegrasikan berbagai zona tersebut agar dapat menjadi paket wisata inovatif yang menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Kota Tua di Indonesia, Mana Favoritmu?
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan revitalisasi, yaitu pembangunan penataan ulang kota tua, sehingga menjadi kawasan wisata wilayah perkotaan tempo dulu (sejarah). Pengembangan kawasan wisata Kota Tua diperlukan peran serta dari para komunitas yang dapat menjadi daya tarik wisata, salah satunya di Museum Fatahillah.
(Foto: Instagram/@upk_dlh_tamansari)
Terdapat banyak komunitas di sana, di antaranya Paguyuban Sepeda Onthel, Manusia Patung, Seni Karakter Kota Tua, dan komunitas lainnya yang terkait dengan bidang musik dan seni.
Hal tersebut mendorong Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di kawasan Kota Tua. Kegiatan ini diketuai oleh Dosen UI Rahmi Setiawati bersama Tim Dosen dari Prodi Pariwisata dan Kesehatan melalui Program IPTEKS bagi Masyarakat bertema 'Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat, Melalui Pembangunan Komunitas Sebagai Pendukung Daya Tarik Wisata di Wilayah Perkotaan'.
Baca juga: 5 Spot Instagramable di Kota Tua Jakarta, Pas buat Hunting Foto
Rahmi mengatakan, kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan komunikasi dengan komunitas dalam menciptakan peningkatan ekonomi bagi kesejahteraan komunitas sekitar Kota Tua.
Menurut Rahmi, kegiatan ini perlu dilakukan karena masa pandemi Covid-19 sangat memengaruhi kondisi komunitas di lingkungan Museum Fattahilah. Di mana mereka tak lagi bisa nafkah di sekitar lingkungan Museum Fattahilah.
Alhasil, sebagian dari anggota komunitas, yang tidak bisa bertahan hidup di Ibu Kota, memilih kembali ke daerah asalnya. Bahkan untuk bertahan ada dari mereka yang menjual properti yang biasa digunakan untuk pertunjukan saat ada atraksi maupun aktivitas event.
"Dengan demikian akan membangun jaringan komunikasi antarkomunitas dan hasil karya produk ke depan dapat menghasilkan keuntungan bagi komunitas," tuturnya, Selasa (29/12/2020).