Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau biasa disebut COPD adalah penyakit kronik yang menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Faktor risiko PPOK di Indonesia termasuk tinggi disebabkan oleh prevalensi perokok di Indonesia yang menduduk peringkat tiga besar di dunia.
PPOK tak kalah berbahayanya dengan virus corona Covid-19, terlebih penyakit saluran pernapasan yang satu ini sama-sama mengintai masyarakat dengan golongan usia tua. Biasanya orang yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki riwayat sebagai perokok, sangat rentan mengalami PPOK.
Dokter Spesialis Paru, PDPI Cabang Jakarta, dr. Budhi Antariksa, Sp.P(K), Ph.D menyarankan, orang lanjut usia (lansia) yang memiliki riwayat penyakit PPOK dan pernah merokok sewaktu muda, sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan cara foto toraks atau ronsen paru.
“Dari hasil ronsen seseorang yang mengalami PPOK, akan ditemukan hiperaerasi atau gambaran warna yang lebih hitam karena banyak udara yang terperangkap di dalam paru. Selain itu tanda lain seperti diafragma mendatar, jantung bentuknya memanjang dan menjadi langsing bisa menjadi indikator selanjutnya,” terang dr. Budhi, dalam Webinar ‘Pejuang Penyakit Paru di Tengah Pandemi Covid-19'.