Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dunia dirayakan pada pekan ketiga November setiap tahunnya. Bertepatan dengan pandemi Covid-19, masyarakat diimbau untuk semakin berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan parunya sejak dini.
Dalam kesempatan ini Dokter Spesialis Paru, PDPI Cabang Jakarta, dr. Budhi Antariksa, Sp.P(K), Ph.D PPOK mengatakan, penyakit paru tak kalah berbahayanya dengan Covid-19. Terlebih penyakit saluran pernapasan yang satu ini sama-sama mengintai masyarakat dengan golongan usia tua.
“PPOK tidak demam, yang paling bahaya adalah faktor usianya sama. Semakin tua maka angka mortalitasnya makin tinggi. PPOK sendiri biasanya menyerang usia di atas 50 tahun dan memiliki angka kematian yang tinggi,” terang dr. Budhi dalam Webinar ‘Pejuang Penyakit Paru di Tengah Pandemi Covid-19', Rabu (18/11/2020).
Lebih lanjut dr. Budhi mengatakan, seseorang yang menderita PPOK hanya terbatas sesak dan masalah pada sistem pernapasannya saja. Berbeda halnya dengan Covid-19 yang biasanya disertai oleh banyak gejala seperti batuk, demam, nyeri otot, diare, dan lainnya.