Jadi, ini menunjukkan bahwa ada interaksi imunologis antara dua virus yang tidak dapat diduga oleh siapapun, karena kedua virus tersebut berasal dari keluarga virus yang benar-benar berbeda. Namun Prof Nicolelis mengakui bahwa studi lebih lanjut sangat diperlukan untuk membuktikan hubungan tersebut.
Lebih lanjut, peneliti pun menemukan hubungan serupa antara wabah demam berdarah dengan penyebaran virus korona yang lebih lambat di bagian Amerika Latin, serta Asia dan pulau-pulau di Pasifik dan Samudra Hindia.
Dalam pernyataannya, Prof Nicolelis dan timnya menemukan fakta demam berdarah ini secara tidak sengaja. Diketahui, mereka sebetulnya sedang dalam studi tentang bagaimana hubungannya jalan raya memainkan peran utama dalam distribusi kasus di seluruh Brasil.
Setelah mengidentifikasi titik bebas kasus tertentu di peta, tim mencari tahu apa yang sebetulnya terjadi di titik tersebut. Terobosan datang ketika tim membandingkan penyebaran demam berdarah dengan Covid-19.
"Itu sangat mengejutkan. Murni kecelakaan," kata Prof Nicolelis. Tapi, ia menegaskan bahwa hal seperti itu sangat mungkin terjadi dalam sains. Jadi, Anda fokus ke satu hal, tapi ternyata Anda mencapai target lain yang tak Anda bayangkan sebelumnya.