Dokter Ari melanjutkan, potensi terjadinya penularan Covid-19 di pasar begitu tinggi. Terlebih, jika dilihat dari sisi medis, infeksi virus corona dapat terjadi dengan cepat.
Menjadi bahaya yang harus diwaspadai ketika seseorang tertular di pasar, ia bisa menjadi pembawa virus dan akhirnya menularkannya ke orang rumah.
"Dengan begitu, pasar merupakan klaster yang kalau tidak diputus, akan menjadi ancaman besar masyarakat," tegasnya.
Dokter Ari pun berharap agar pemerintah daerah bisa lebih menggiatkan pemeriksaan Covid-19 di pasar agar penyebaran virus corona dapat dicegah sesegera mungkin.
"Harus dilakukan pemeriksaan massal pada pedagang, berapa persen yang positif harus segera diketahui. Kalau positif, dikejar dan dicari tahu bagaimana interaksi sosial dia di rumah dan interaksi selanjutnya," ungkap dr Ari.
Menjadi fakta yang harus diketahui masyarakat, sambung dr Ari, 80 persen pasien Covid-19 itu menunjukkan gejala ringan, bahkan tanpa gejala. "Kita tidak tahu teman sebelah kita atau para pembeli adalah pasien Covid-19 atau bukan. Ini jadi masalah," pungkasnya.
(Helmi Ade Saputra)