Di tengah pandemi virus corona atau penyakit COVID-19, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Tak terkecuali para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai penularan virus tersebut.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pun menjadi sebuah keharusan, meski belakangan stok APD dilaporkan semakin menipis. Nah, bicara soal APD, ternyata bukan hanya dokter atau petugas medis yang menangani pasien positif corona saja yang wajib mengenakannya.
Para dokter dengan spesialis tertentu pun mulai membentengi diri dengan alat khusus. Seperti yang dilakukan dokter spesialis mata Ferdiriva Hamzah, Sp.M, dari RS Mata JEC Primasana, Tanjung Priok.
Melalui unggahan di akun Twitter pribadinya, Dokter Riva membagikan sebuah potret dirinya saat mengenakan APD level 1 yang terdiri dari penutup kepala, googles (pelindung mata), masker bedah, handschoen (sarung tangan), baju kerja (baju dokter pada umumnya), dan alas kaki.
Buat kamu yang mau cek kacamata dan keluhan mata non-emergency lain, sebaiknya tunda dulu berobatnya, ya. pic.twitter.com/VQigCGWvLg
— IG: ferdirivahamzah (@ferdiriva) March 31, 2020
Seluruh peralatan ini wajib dipakai para tenaga kesehatan di triase sebelum pemeriksaan, dan di ruang poli umum. Pertanyaannya kemudian, apakah APD tersebut memengaruhi kinerja para dokter saat memeriksa pasien?
Dokter Riva mengatakan bahwa dirinya memang membutuhkan waktu pemeriksaan yang sedikit lebih lama, mengingat dia harus mengatur setting googles atau pelindung mata.