Setelah setahun, pengurangan rokok akan terbukti dengan mengukur banyaknya karbon monoksida yang dihirup. Hasil temuan pertama dari penelitian itu adalah 18% partisipan yang menggunakan rokok elektrik berhasil berhenti merokok selama setahun, dan hanya 10% yang menggunakan NRT berhenti merokok.
Dari total orang yang sukses berhenti merokok tersebut, 80% partisipan yang menggunakan rokok elektronik masih menggunakan vape, dan hanya 9% pengguna NRT tetap menggunakan produk tersebut.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rokok elektronik diklaim lebih efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok dibandingkan dengan produk pengganti nikotin.
“Maka dari itu, saya mengajak semua pihak untuk tidak membuat asumsi berdasarkan sumber-sumber yang tidak bisa dibuktikan secara metodologis,” ujar drg. Amaliya, peneliti dari Universitas Padjadjaran dan co-founder Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (14/2/2020).
(Helmi Ade Saputra)