SALAH satu dampak paling nyata dari masalah virus korona atau Covid-19 adalah industri pariwisata. Tak hanya industri pariwisata domestik, tapi juga industri pariwisata secara internasional keseluruhan.
Para pelaku industri pariwisata Indonesia pun tampaknya memilih untuk tetap gencar mempromosikan pariwisata di Indonesia kepada para wisatawan. Maka dari itu, dalam rangka meningkatkan promosi pariwisata di Indonesia serta mendukung target kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara tahun 2020.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, tetap menggelar yaitu Asita Wise Travel Fair 2020 walau diterpa isu global virus korona Covid-19.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo mengatakan, meski secara global dunia tengah dihadapkan pada tantangan serius, yakni masalah virus korona Covid-19, tapi gelaran acara travel fair seperti ini sejatinya dinilai sangat penting untuk mendorong geliat industri pariwisata di Indonesia.
“Acara ini sebenarnya sangat-sangat penting bagi industri pariwisata di Indonesia. Khususnya pada kondisi yang kita ketahui secara global sedang menghadapi tantangan, dunia saat ini sedang dilanda wabah virus korona, sehingga mempengaruhi keputusan wisatawan untuk traveling. Tentu ini sangat berdampak, tidak hanya di Indonesia tapi secara global,” ujar Angela di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Rabu (12/2/2020).
Peningkatan kualitas sektor pariwisata dalam berbagai aspek, diungkapkan Angela, terus dilakukan agar bukan hanya bisa menjadi magnet bagi para calon wisatawan. Tetapi juga sekaligus membuat para wisatawan yang berkunjung, merasa puas dan kerasan saat traveling karena disokong oleh sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai.
“Pengembangan pariwisata di Indonesia akan terus dilakukan, dari infrastruktur, SDM, jaringan, hingga mitigasi bencana. Ini menunjukkan komitmen kami, supaya pengembangan pariwisata ini bisa berkelanjutan. Tentunya butuh dukungan dari para pemangku kebijakan,” tutup Angela.