Djohan melanjutkan, pemberian obat anemia pada pasien gagal ginjal yang biasanya dilakukan dua hari sekali akan memberi dampak kurang nyaman pada pasien. Makanya, dibutuhkan inovasi baru agar pasien bisa lebih merasakan kualitas hidupnya.
Sekarang ini tengah dikembangkan obat injeksi yang diberikan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Ya, obat ini diharapkan bisa digunakan pasien gagal ginjal dua minggu sekali bahkan sebulan sekali. Jadi, tidak lagi dua hari sekali.
"Sampai sekarang, obat ini masih diuji klinis fase 3 yang akan dilakukan di Indonesia, Australia, Taiwan, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Sebelumnya, obat ini telah melakukan uji klinis, uji klinis fase 1 dan fase 2 dengan hasil yang telah diakui internasional," tambah Djohan.
Sementara itu, Kepala Badan POM Penny K. Lukito mengapresiasi adanya inovasi ini. Baginya ini adalah langkah kemajuan yang membanggakan dan harus didukung.
"Kami mengapresiasi adanya inovasi obat anemia untuk pasien gagal ginjal ini. Terlebih, dalam pembuatan obat ini dilakukan riset termasuk pengembangan obat menggunakan teknologi tinggi seperti produk bioteknologi," ucapnya.
(Helmi Ade Saputra)