“Sekitar tahun 2007, saya memiliki problema kesehatan ada kista di rahim. Lalu, dokter yang memeriksa dengan gamblang bilang bahwa saya tidak bisa punya anak. Divonis seperti itu, tentu saja saya kecewa ya. Saya merasa oknum dokter itu kok bukannya berusaha memberi perawatan yang terbaik lebih dulu tapi malah membuat saya putus asa,” ujar Fridayani, kala ditemui Okezone, Senin, 14 Oktober 2019 di kawasan George Town, Penang, Malaysia.
Meski merasa kecewa diperlakukan seperti itu, Fridayani membutuhkan waktu cukup lama, sekitar tiga tahun untuk memutuskan mencari second opinion dari dokter negara lain.
Pilihan pertama jatuh pada Singapura, tapi Fridayani mengaku faktor biaya pengobatan yang mahal membuat dirinya mengurungkan niat untuk berobat di sana. Sampai akhirnya, ia mendengar bahwa berobat di rumah sakit di Pulau Penang, Malaysia bisa jadi alternatif.