Namun, dia juga memberi pengecualian pada mereka yang menunjukkan tubuhnya ke orang lain. Sebab, penari bugil profesional juga pada umumnya tidak memenuhi kriteria klinis untuk terdiagnosis mengidap ekshibisionisme, meski pun mereka mungkin mempertontonkan tubuh bagian intim mereka.
Lebih lanjut, eksibisionisme ini masuk dalam kategori Diagnositic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) dan ini cukup membuat seseorang harus mendapatkan pertolongan. Sebab, jika kebiasaan ini dibiarkan, bisa saja membuat orang lain trauma dan ini berakibat jangka panjang.
"Seseorang yang mengalami eksibisionis meyakinkan diri sendiri tentang ke maskulinitasnya (laki-laki ) dan menunjukan ke laki-lakiannya (alat kelamin) kepada orang lain (perempuan, baik anak-anak atau dewasa)," lanjut dia.
Secara spesifik, eksibisionisme kata Psikolog Diah, masuk ke dalam kategori DSM V yang mana memiliki ciri khusus yaitu aktivitas berulang, intens, dan terjadi selama 6 bulan.
"Perilaku ini adalah fantasi atau dorongan dan perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan memamerkan alat kelamin kepada orang lain yang tidak dikenalnya.