Menurut peneliti, obat yang ditemukan bersifat generik dan pribadi. Sayangnya, obat ini tidak bisa diterapkan kepada pasien kanker dalam waktu dekat. Sebab para peneliti masih harus melakukan banyak penelitian untuk membuktikan obat ini aman dan efektif. Belum lagi proses perizinan yang memakan waktu lebih dari satu dekade.
Obat yang disebut MuTaTo (toksin multi-target) oleh para peneliti itu berfungsi seperti antibiotik untuk kanker. Pemimpin perusahaan CEP, Dr Ilan Morad mengatakan latar belakang timnya mencari obat baru untuk kanker karena perawatan saat ini dinilai tidak bekerja atau pada akhirnya berhenti bekerja. Tim kemudian mulai mencari solusi.
Baca Juga: Catat Moms, Ini Bahaya Kasih Makan Anak Lebih dari 30 Menit!
Mereka berpegangan pada konsep jika sebagian besar obat kanker yang ada saat ini menyerang target spesifik pada sel kanker. Cara kerja itu dinilai gagal karena target dapat bermutasi untuk memecah sel dan menyebar kemudian menghindari serangan. Hal ini yang membuat obat dianggap tidak bekerja dengan baik.
Sedangkan MuTaTo disebut-sebut tidak terpengaruh oleh mutasi karena obat menyerang tiga sasaran sekaligus. "Kanker tidak dapat bermutasi menjadi tiga reseptor pada saat yang sama. Obat ini dapat membedakan antara sel-sel penyakit yang sehat dan tidak sehat. Oleh karenanya pasien tidak akan merasa kesakitan seperti setelah kemo," ujar Dr Ilan.