Mengenal Proses Bayi Tabung dan Risikonya

Leonardus Selwyn Kangsaputra, Jurnalis
Rabu 19 Desember 2018 04:50 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

Dokter Yassin Yanuar mengatakan, pada usia yang lebih tua mereka akan semakin sulit mendapatkan kehamilan dan semakin besar angka kegugurannya. Semuanya berhubungan pada cadangan sel telur. Sebanyak 50 persen peserta bayi tabung berusia 35 tahun atau lebih dan 13 persen lainnya berusia 40 tahun ke atas.

Ia pun menjelaskan secara singkat bagaimana proses melakukan bayi tabung yang terdiri dari delapan tahap. Tentunya tahapan ini harus dilalui secara berurutan agar memperoleh hasil yang maksimal.

“Pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma adalah proses paling awal. Setelah semuanya beres, dilakukan penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur. Penyuntikan obat penekan hormon pun perlu dilakukan. Setelah itu tahapan selanjutnya adalah, pengambilan sel telur, pembuahan, pengembangan embrio, penanaman embrio dan tinggal menunggu hasil,” lanjutnya.

Selain memiliki keuntungan, tentunya proses bayi tabung ini juga memiliki kerugian berupa komplikasi. Setidaknya ada empat hal yang akan terjadi pada tubuh wanita jika proses ini gagal, beberapa di antaranya adalah Hiperstimulasi ovarium, kehamilan ganda, hamil di luar kandungan, infeksi atau pendarahan saat pengambilan sel telur.

Meski demikian, menurut dr. Yassin Yanuar infeksi atau pendarahan saat pengambilan sel telur adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi. Persentasenya sangatlah kecil bahkan cenderung tidak pernah.

(Utami Evi Riyani)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya