Lubuknya berdiameter sekira 100 meter setiap sisi dikelilingi bebatuan yang lunak, tidak diketahui berapa kedalaman lubuk, beberapa warga yang ditanyakan tidak bisa mengukur dalamnya namun tidak dapat ukuran pasti.
Menurut Walter (60) salah satu tokoh masyarakat di daerah tersebut, dulu sebelum dijadikan tempat wisata, warga setempat tidak berani mengakses ke lokasi tersebut, karena menurut masyarakat setempat daerah angker. “Dulu pertama yang mengungjungi areal itu hanya turis asing yang datang, bahkan turis ada yang meninggal di lokasi itu karena melompat dari atas air terjun,” ujarnya.
Kenapa masyarakat tidak berani mengunjungi lokasi tersebut, karena ada cerita rakyat yang menjadikan lokasi itu diyakini angker. “Dulu namanya Bat Oinan (sungai), saat itu ada dua oran perempuan pergi pangisou (mencari ikan tengah malam menggunakan obor atau sejenisnya) saat sampai di lokasi air terjun mereka melihat ada yang sangat putih, dalam pemikiran mereka saat itu adalah pasir,” tutur Walter.
Seorang dari mereka mencoba turun dari atas puncak air terjun yang dikira pasir, namun setelah terjun ke bawah sesampai di dasar air terjun itu malah tidak bisa keluar. Setelah terbenam, perempuan lainnya langsung pulang ke rumah.