Dia bahkan terus menyuarakan gaya hidup sehatnya itu lewat situs online Goop yang didirikan. Berangkat dari newsletter pada 2008, pemenang Oscar untuk Shakespeare in love ini menuliskan berbagai artikel kesehatan, seperti detoksifikasi, olahraga, resep makanan sehat, dengan pembaca yang memang ingin mengaplikasikan gaya hidup seperti yang dia lakoni.
Pada 2009, pelanggannya sudah mencapai 150.000. Goop diambil dari singkatan namanya, GP. Goop kemudian merambah e - commerce dan membajak Lisa Gersh, mantan CEO dan Presiden Majalah Martha Stewart Living Omnimedia, untuk menjadi CEO di Goop. Situs ini menjual hampir apa pun, mulai fashion , vitamin, perlengkapan rumah tangga, hingga beberapa produk keluaran Goop sendiri. “Produk-produk kami sangat menarik,” kata Gwyneth. Angka penjualan di Goop bahkan melonjak hingga empat kali lipat. Perusahaan mendapat keuntungan antara Rp677 miliar-Rp903 miliar, jauh dari pendapatan setahun sebelumnya Rp225 miliar-Rp300 miliar.
Goop tidak puas dengan itu. Berbagai inovasi terus dilakukan, salah satunya dengan merilis Goop Wellness, rangkaian vitamin yang dalam promosinya menyebutkan “suplemen regimen yang memahami kebutuhan wanita modern”. Times melaporkan, Goop membukukan penjualan Rp1,5 miliar hanya dari hari pertama penjualan di pasar. Sayangnya, sama seperti kasus buku-buku masak Gwyneth sebelumnya, berbagai artikel kesehatan yang diberitakan Goop dilaporkan belum terbukti ilmiah dan cenderung menyesatkan. Salah satunya penggunaan Goop Jade Egg di vagina yang dilarang keras oleh para dokter kandungan.
Perusahaan itu bahkan diharuskan membayar tidak kurang dari Rp2 miliar dari tuntutan yang dialamatkan kepada Goop. Nyatanya, tuntutan itu tidak menghentikan langkahnya di Goop. Pada tahun ini saja, perusa haan itu mencatat pendapatan tiga kali lipat dan melakukan ekspansi global. Perusahaan tersebut malah kini ditaksir bernilai Rp1,2 triliun. Goop juga mengakomodasi perhelatan kesehatan dengan tiket yang harganya cukup tinggi, mulai Rp7 juta-Rp67 juta.