BEBERAPA penyakit memang cenderung hanya menyerang orang dewasa. Namun, seiring berkembangnya zaman banyak penyakit yang tadinya hanya menyerang orang dewasa, kini menyerang anak-anak.
Salah satu yang bisa menyerang anak Anda adalah sleep apnea. Mungkin Anda berpikir bahwa sleep apnea hanya dialami orang dewasa atau lansia. Kenyataannya, anak-anak bisa mengalaminya meski sudah minim.
Kondisi ini ditandai dengan jeda singkat bernapas saat tidur. Pada sleep apnea, napas bisa sering berhenti, yang akhirnya tidur tidak nyaman. Melansir Thehealthsite, Jumat (7/9/2018), ada beberapa penyebab penyakit tersebut.
Baca Juga: Bocah Ini Pakai Fresh Care untuk Make-up, Matanya Kreyep-Kreyep karena Mukanya Kepanasan!
Ketika seseorang mengalami sleep apnea, kadar oksigen di dalam tubuh bisa jatuh dan tidur bisa terganggu. Biasanya disebabkan oleh sesuatu yang menghalangi atau terblokirnya saluran udara bagian atas. Ini dikenal sebagai obstructive sleep apnea (OSA).
OSA adalah kondisi serius yang dapat membuat anak-anak sulit tidur nyenyak dan tenang. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan perilaku, pertumbuhan, dan masalah jantung. Dalam kasus yang sangat jarang, sleep apnea dapat mengancam jiwa bagi seorang anak.
Penyebabnya ialah saat kita tidur, seharusnya otot lebih rileks. Tapi pada anak dengan OSA, bagian otot-otot di belakang tenggorokan kendur.
Masalah itu lebih parah jika seseorang anak mengalami amandel atau kelenjar gondok (jaringan pembasmi kuman di belakang rongga hidung). Jalan napas pasti akan terhalang selama tidur.
Baca Juga: Viral Penampakan Pocong di Warteg, Netizen : Auto Merinding
Sementara itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat mengembangkan OSA pada anak-anak, seperti:
1. Riwayat keluarga
2. Kelebihan berat badan (obesitas).
3. Down sindrom
4. Rongga tenggorokan sempit
5. Struktur mulut dan lidah membesar, yang bisa memblokir jalan napas
Beberapa tanda OSA pada anak-anak termasuk:
1. Mendengkur
2. Napas dengan jeda lama
3. Gelisah saat tidur
4. Posisi tidur tidak nyaman
5. Bangun tidur rewel
Akibatnya, jika anak mengalami sleep apnea dapat mengganggu sekolahnya. Malahan guru dan orang lain mungkin berpikir bahwa anak tersebut punya gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) atau masalah belajar.
Inilah mengapa penting bagi orangtua untuk mendeteksi sleep apnea sejak dini. Saat timbul gejalanya atau punya faktor risiko pastikan konsultasi dengan dokter.
(Martin Bagya Kertiyasa)