Selama ini kebanyakan masyarakat menganggap bahwa protein dalam telur pecah sama dengan isi kandungan protein telur yang normal. Padahal tidak, kondisi telur pecah itu tidaklah sama dengan telur yang masih utuh.
Ada kemungkinan pecahnya cangkang telur membuat gizi dan nutrisi di dalamnya hilang. Meskipun telur pecah dimasak hingga matang, upaya itu dinilai sia-sia lantaran kandungan proteinnya sudah lenyap. Dengan begitu, Tulus menganalogikan bahwa mengonsumsi telur pecah sama berisikonya dengan mengonsumsi ayam bangkai (ayam tiren).
"Sekalipun dimasak sampai matang, mungkin bakterinya akan mati, tapi ya percuma karena kandungan proteinnya sudah hilang. Belum lagi nanti kebanyakan akan mengeluarkan aroma tak sedap, sama seperti kita mengonsumsi ayam tiren, enggak ada gizinya, justru malah membawa penyakit," paparnya.
(Dinno Baskoro)