Begini Langkah Tepat Ajarkan Anak Toilet Training

Pradita Ananda, Jurnalis
Rabu 25 Juli 2018 05:30 WIB
Ilustrasi (Foto: Shapeofbehavior)
Share :

WAKTU berjalan dengan sangat cepat tanp kita sadari, begitu juga terhadap perkembangan anak. Anak yang rasanya baru dilahirkan kemarin, belum bisa berbicara, belum bisa berjalan, lalu tiba-tiba saja kita sebagai orangtua harus dihadapkan bahwa anak telah tumbuh dan berkembang semakin besar, dan sudah waktunya tak lagi tergantung memakai diaper atau popok.

Masa-masa membiasakan anak untuk tidak lagi tergantung dengan popok, dengan pergi ke toilet setiap kali ingin buang air kecil dan buang air besar yang mana biasa disebut dengan sebutan masa toilet training ini adalah tantangan lainnya lagi yang harus dihadapi dengan cerdik oleh orangtua.

Sebagai orangtua yang cerdas dan teredukasi dengan baik, sebelum menerapkan toilet training pada anak, sudah sepatutnya para orangtua mengetahui dan memahami seperti apa langkah-langkah yang tepat dalam mengaplikasikan toilet training pada anak.

Kemudian, sebenarnya seperti apakah langkah-langkah yang harus dilakukan orangtua dalam mendidik anaknya dalam masa toilet training? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka Okezone pun bertanya pada dr Natia Anjarsari, SpA sebagai dokter anak dari Rumah Sakit Brawijaya Women And Children, Jakarta.

“Toilet training itu diterapkan kepada anak yang sudah mengerti dan menuruti perintah, biasanya di atas usia satu tahun. Caranya, anak dibiasakan dua atau tiga jam dipipisin dibawa ke toilet karena biasanya anak kan enggak nyaman buat duduk di toilet. Bawa anak per dua atau tiga jam ini dengan kondisi walaupun anak sedang ingin pipis atau tidak,” papar dr Natia Anjarsari, SpA saat ditemui belum lama ini di Jakarta Pusat.

Lebih detail dr Natia menjelaskan para orangtua juga bisa memberlakukan konsep reward sebagai apresiasi untuk anak, saat anak berhasil melakukan toilet trainingnya tersebut.

“Bisa kasih reward ke anak, jadi anak merasa sudah merasa ada prestasi dengan berhasil duduk di toilet untuk pipis atau buang air besar. Namun untuk masa-masa awal jangan paksa anak, ikuti pace-ritme nya anak. Lakukan bertahap, jangan terlalu mepet-mepet waktunya. Bisa coba dorong anak dengan kasih reward yang positif, misalnya makanan sehat atau bisa juga “kalau kamu berhasil pipis di toilet, akhir pekan ini kita boleh deh jalan-jalan ke kebun bintang”. Bukan dengan menjanjikan sesuatu yang kurang baik, misalnya janji untuk diberi cokelat dalam jumlah banyak,” tambahnya.

Terakhir, dr Natia menyarankan untuk memakaikan anak training pants khusus saat masa-masa toilet training ini. Selain menghindari anak tersandung tetesan air seni nya sendiri juga pemakaian training pants ini membuat anak jadi mengetahui ada sensasi lembap dan basah yang ia rasakan karena air seninya tidak tercecer belepotan ke mana-mana. Para orangtua jug harus sadar bahwa setiap anak tidak ada pakemnya dan punya kesiapan yang berbeda-beda, jadi hindarilah membentak anak atau membanding-bandingkan anak saat ia gagal melakukan toiler training nya tersebut.

(Helmi Ade Saputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya