MASYARAKAT Tenggarong di Kalimantan Timur memadati Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang kini menjadi Museum Mulawarman untuk menyaksikan acara puncak Festival Adat Kutai Erau atau Erau International Folk Arts Festival (EIFAF).
Selain masyarakat Tenggarong, wisatawan lokal dan mancanegara pun nampak setia menunggu di halaman keraton. Para wisatawan sangat menanti upacara adat Belimbur yang merupakan ritual penyucian diri setelah pelaksanaan Erau.
(Baca Juga: UNCOVER INDONESIA: Mengintip Ragam Uniknya Tradisi Budaya Bali)
"Belimbur mempunyai makna membersihkan diri kita. Selama pelaksanaan Erau, berbagai macam tabiat dan perbuatan yang kita lakukan tanpa menyadari, maka dengan Belimbur akan kembali bersih," ujar Menteri Pelestarian Nilai Budaya Adat Kesultanan Kutai Kartanegara, Haji Aji Pangeran Aryo Kusumo Puger.
Semua bersuka cita saat upacara adat Belimbur. Saling serang dengan menyiramkan air. Di halaman Museum Mulawarman, penyiraman dibantu 3 mobil pemadam kebakaran.
Belimbur tak hanya berlangsung di sekitar Museum Mulawarman tetapi juga terjadi di setiap sudut kota. Di depan rumah, masyarakat sudah bersiap dengan perlengkapan tempurnya, seperangkat selang yang dialiri air dan ember untuk menyiram pengendara dan pejalan kaki yang lewat.
Di jalan-jalan kota yang berjuluk kota raja tersebut, para muda-mudi saling melemparkan air yang dibungkus di plastik. Tua dan muda semua bersuka cita dalam kegiatan penyucian diri tersebut. Semuanya basah, semuanya bergembira ria. Ada satu syarat dalam kegiatan adat ini yakni masyarakat yang disiram tidak diperkenankan untuk marah.