PERHELATAN balapan yacht 2017 yang baru saja digelar memberikan dampak baik untuk pariwisata di Bali. Dan, Pulau Dewata pun namanya semakin melonjak di dunia.
Sekira 70 pembalap dari luar negeri membawa kapal, serta keluarga mereka untuk liburan panjang di Bali. Tentu saja hasilnya tersebut berdampak luar biasa untuk perekonomian di Indonesia.
“Total kru dan skipper ada 70 orang. Dan mereka masih membawa 52 orang anggota keluarga untuk berlibur ke Bali,” papar Raymond T Lesmana, sebagai EO Yacht Rally Internasional dari rilis yang diterima Okezone, Senin (22/5/2017).
Adanya lomba yacht tersebut juga menjadikan Bali sebagai tempat wisata kapal pesiar. Regulasi mudah, serta indahnya pesona wisata bahari di Indonesia akan semakin menarik kunjungan para yachter.
“Tipikal yacht racer adalah spending uang yang lebih besar dari rally yachter. Mereka maunya menginap di hotel berbintang. Makannya di restoran berbintang. Satu kapal yang terdiri dari satu awak dan dua skipper biasanya mengeluarkan uang USD123 per hari. Keluarga yang ikut terbang dari Australia ke Bali rata-rata juga segitu. Silakan estimasi sendiri, berapa perputaran uang dari race ini,” ungkapnya.
Para pelayar yacht ini juga memiliki waktu tinggal yang cukup lama, dari bulan tiga hingga enam bulan. Perekonomian masyarakat pun akan semakin tinggi karena hasil yang dihabiskan para yachter tersebut tidaklah sedikit.
“Dan kemarin ada beberapa yachter yang ingin menetap tiga hingga enam bulan. Ada yang ingin ke Labuan Bajo, Tual, Anambas. Coba bayangkan berapa potensi uang yang akan beredar di masyarakat bila Indonesia disinggahi yachter-yachter Australia ini? Angkanya pasti lumayan,” katanya.
Yacht yang datang ini menggoda pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki regulasi, dan juga sarana marina untuk mempermudah wisatawan asing datang. Mereka pun berhatap para super yacht juga akan berlabuh ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 105/2015 tentang pengelolaan kunjungan kapal pesiar asing adalah tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk merampingkan sektor ini. Berdasarkan peraturan tersebut, kapal pesiar asing dan penumpang serta awak kapal dapat mengakses dukungan administratif dan imigrasi saat memasuki salah satu dari 18 pelabuhan yang dipilih, seperti Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Sabang di Aceh dan Pelabuhan Belawan di Medan,” ujar Indroyono Soesilo sebagai Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar.
Sementara turis asing juga bisa dengan mudah memperpanjang waktu libur mereka. Pelayanan imigrasi pun sangat dipermudah untuk tingkatkan perekonomian.
(Fiddy Anggriawan )