INFEKSI nosokomial, atau kini disebut Health Care-Associated Infection (HCAIs) merupakan ancaman besar bagi keselamatan pasien di rumah sakit. Karena, HCAI dapat memperpanjang masa rawat inap dan merupakan salah satu penyebab utama kematian.
Ironisnya, di negara berkembang, termasuk Indonesia, prevalensi penularan infeksi ini meningkat hingga 40 persen. Menurut General Secretary of the Indonesian Society of Infection, dr Ronald Irwanto, Sp.Pd. KPTI, infeksi nosokomial paling sering terjadi di rumah sakit.
"Seseorang yang masuk rumah sakit rentan terhadap infeksi, penularannya melalui peralatan atau fasilitas, atau tenaga kesehatan," ujarnya dalam seminar update hand hygiene berstandar lokal & internasional di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).
Lebih lanjut, penelitian mengemukakan bahwa infeksi nosokomial di rumah sakit diakibatkan oleh kurangnya kepatuhan para tenaga kesehatan. Rata-rata kepatuhan tenaga kesehatan di Indonesia dalam hal mencuci tangan hanya sekira 20-40 persen.
Penyebab lainnya adalah kurangnya pengawasan, praktek pencegahan yang buruk dan tidak tepat, serta keterbatasan informasi mengenai pengendalian infeksi di rumah sakit. Dikatakan oleh dr Ronald, untuk mengatasi permasalahan tersebut, sejumlah tindakan preventif telah dilakukan, salah satunya dengan adanya aturan untuk membentuk komite pengendalian infeksi di setiap rumah sakit. Selain itu, tentunya melalui program pencegahan dan pengendalian infeksi dengan menerapkan program hand hygiene.