FESTIVAL Budaya Tua Buton 2016 diharapkan masuk dalam kalender 'event' pariwisata nasionaldengan penampilan 10.000 tarian tradisional Buton.
Empat tarian tradisional Buton dibawakan oleh pelajar. Empat tarian tersebut adalah Ponare dan Potimbe yang bertema tarian perang dengam atraksi pencak silat oleh kelompok usia SD.
Lalu, tari Bosu yang dilakukan oleh perempuan dan Lumense yang memiliki atraksi pemotongan pohon pisang oleh remaja kelompok usia SMA. Acara juga diiringi kelompok musik Rambi Ganda Takawa.
Tamu undangan, baik dari Kabupaten Buton dan luar Buton, serta keluarga dan peserta festival memenuhi alun-alun Takawa yang berada di depan Teluk Pasarwajo yang sangat indah menjelang sore hari.
Sekira satu jam lebih tarian dipertunjukkan bersama iring-iringan tentara Buton dan raja Buton pertama, yaitu Ratu Wa Kaa Kaa.
Di akhir acara, seluruh penari kemudian berkumpul dan bernyanyi bersama dengan semangat hingga membuat penonton bersuka karena rasa satu kesukuan dan budaya mereka, yaitu Buton.
Hal ini diakui oleh Kementerian Pariwisata Pusat yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal, Drs Ukus Kuswara, MM.
"Setelah melihat semangat dan kegembiraan anak-anak saat menarikan tarian dan budaya tradisional mereka, saya kira Bupati Buton sudah cukup berhasil membangun kebanggaan pada budaya mereka sendiri," ujar Ukus, yang diundang bersama pejabat lainnya di kantor Bupati Buton, Rabu (24/8/2016).
Jika pemerintah terkait mau bersinergi untuk membenahi lagi potensi ekonomi pariwisata di Kabupaten Buton, menurut Ukus, acara seperti itu akan menarik banyak turis datang.
Ini akan berimplikasi pada peningkatan kunjungan wisatawan per tahun yang pada 2015 menarik 190 wisatawan mancanegara dan sekitar 2000 wisatawan nasional.