PASIEN hemofilia paling anti dengan perdarahan karena akan memperparah kondisinya. Padahal, penderita hemofilia cenderung dialami anak laki-laki, di mana mereka harus melakukan khitan.
Sementara pada saat khitan, kasus perdarahan tak dapat dihindari. Butuh perlakuan khusus agar pasien hemofilia terhindari dari masalah itu.
Dokter Divisi Hematologi Onkologi Dr dr Rini Purnamasari SpA menjelaskan, pasien hemofilia boleh saja dikhitan. Asal, sebelumnya dia harus melakukan suntik antiperdarahan agar tak menimbulkan kekhawatiran.
"Pasien hemofilia kalau dikhitan butuh usaha besar. Sebelumnya, dia harus disuntik sampai 40 fial, baru boleh dikhitan agar perdarahan tidak parah," ucap dr Rini kepada Okezone usai acara ‘We Care Hemofilia’ oleh BPJS di Rumah Sakit Umum Tangerang, Banten, Rabu (14/10/2015).
Setelah disuntik, baru boleh dikhitan oleh ahlinya. Penyuntikan untuk perawatan juga harus dilakukan selama seminggu.
Namun kenyataannya, jarang pasien hemofilia yang ingin khitan melakukan prosedur seperti yang dijelaskan dr Rini. Padahal, prosedur itu mencegah pembengkakan dan perdarahan di bagian alat kelamin sang anak.
"Karena khitan tidak ditanggung BPJS, teman-teman di lapangan yang saya temui jarang sekali minta dikhitan dengan prosedur penyuntikan lebih dulu. Kadang mereka melakukan khitan di luar, baru setelahnya minta suntik antiperdarahan," pungkasnya.
(Tuty Ocktaviany)