Tanpa Petasan, Ciri Khas Lebaran di Myanmar

Helmi Ade Saputra, Jurnalis
Jum'at 17 Juli 2015 17:00 WIB
Umat Muslim merayakan Lebaran tanpa petasan (Foto: Xinhuanet)
Share :

OKEZONE.COM, MYANMAR - Kemeriahan Lebaran kerap identik dengan penyalaan petasan. Bila ke Myanmar, maka petasan dilarang dinyalakan.
 
Penduduk Muslim di Myanmar dilarang merayakan dengan menyalakan kembang api dan petasan. Tetapi, Lebaran yang berlangsung selama satu hari di Myanmar dimeriahkan musik keliling.
 
 
Pemuda-pemuda Muslim di Myanmar membuat kelompok bernyanyi yang disebut Jago. Pemuda-pemuda ini akan berjalan berkeliling kampung sambil memainkan alat musik harmonika.
 
Mereka biasanya memainkan lagu-lagu yang disebut Qawwali yang populer di Pakistan dan India saat berkeliling kampung. Saat berkeliling, tim Jago juga berkunjung ke rumah-rumah penduduk Muslim Burma dan memperoleh uang Idul Fitri.
 
Meski hanya dirayakan meriah dalam satu hari, suasana Lebaran di Myanmar tetap terasa esok harinya. Pada hari kedua Lebaran, biasanya penduduk Muslim Myanmar bersilahturahmi ke rumah-rumah tetangga dan keluarga.
 
 
Dalam silahturahmi, ada tradisi salam unik yang dilakukan antar Muslim di Myanmar. Sambil mengucapkan assalamualaikum, mereka saling menempatkan tangan kanan di dahi seolah menyampaikan hormat.
 
Kemudian, mereka akan menawarkan makanan dan hadiah kepada kerabat paling tua. Sedangkan, Orangtua akan memberikan hadiah yang disebut Eidi untuk anak-anak bukan satu darah.
 
Untuk angota keluarga, biasanya orangtua akan memberikan pakaian baru dan uang. Tetapi ada tradisi yang tak mungkin dilewatkan para Muslim di Myanmar.
 
Pemuda Muslim di Myanmar akan memohon maaf dari orangtua terhadap kesalahan mereka. Demikian dikutip dari Theholidayspot, Jumat (17/7/2015).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya