Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal RS Kardiologi Emirate-Indonesia di Solo yang Diresmikan Prabowo

Binti Mufarida , Jurnalis-Rabu, 19 November 2025 |14:03 WIB
Mengenal RS Kardiologi Emirate-Indonesia di Solo yang Diresmikan Prabowo
Mengenal RS Kardiologi Emirate-Indonesia di Solo yang Diresmikan Prabowo. (Foto: Sekretaris Presiden)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates–Indonesia (RS KEI) di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). Peresmian ini pun langsung dihadiri oleh Putra Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syuhada Sheikh Theyab bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan.

RS ini bentuk kolaborasi kesehatan berskala besar Indonesia–UEA juga merupakan hibah strategis untuk mendukung sistem layanan jantung nasional dan meningkatkan kapasitas rujukan kardiovaskular di Jawa Tengah, DIY, dan wilayah sekitarnya. 

RS Kardiologi Emirates-Indonesia dibangun pada periode 2023–2025 dan telah melakukan soft launching serta serah terima pada 29 September 2025.

RS KEI menjadi simbol persaudaraan dan kerja sama strategis Indonesia–UEA, sekaligus investasi besar dalam memperkuat layanan kesehatan jantung Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan berkelanjutan dan terus memperluas akses pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat.

“Mohon sampaikan salam hormat saya yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Presiden UEA, Syeikh Muhammad bin Zayed. Teman baikku dan saudara yang sangat baik untuk Indonesia. Kami sangat berterima kasih, mengapresiasi atas perhatian dan kepeduliannya serta komitmennya membantu Indonesia dalam pembangunan nasional kita,” kata Prabowo dalam sambutannya.

“Dan hari ini kita akan resmikan segera Rumah Sakit Kardiologi Emirates Indonesia,” tutup Prabowo.

Berikut Profil RS Kardiologi Emirates–Indonesia

 

Status & Kapasitas

1. Pemilik: Kementerian Kesehatan RI
Kelas: A
Tempat tidur:
100 TT (Tahap 1)
130 TT (Tahap 2 / rencana ekspansi)
Rincian Tempat Tidur (Tahap 1):
VVIP: 1
VIP: 3
Rawat biasa: 65
Rawat Cardiac Unit: 7
Rawat KRIS: 9
ICU/ICVCU: 9
Isolasi: 6

Fasilitas & Layanan Utama

Cathlab: 1 ruang
Operating Theater: 2 ruang + 1 ruang hybrid
Poliklinik Jantung dan klinik penunjang (Echo, TMT, Holter)
Layanan endoskopi dan bronkoskopi

IGD & ambulans
Rawat inap reguler dan intensif
Radiologi lengkap (MSCT, MRI, USG, X-Ray)
Laboratorium, farmasi, gizi
Rehabilitasi jantung

Profil Gedung
Luas tapak: 17.962 m²
Luas bangunan: ±10.668 m²
Ketinggian: 17,9 m
Gedung terdiri atas:
Lantai dasar (IGD, poliklinik, radiologi, farmasi)
Lantai 1 (rawat inap & CCU)
Lantai 2 (OT, cathlab, ICU/ICVCU, rawat inap, rehab medis)
Lantai 3 (manajemen & MEP)

SDM Kesehatan RS KEI (Tahap 1)

Total SDM awal: 114 orang, kombinasi tenaga RS KEI dan tenaga bantuan dari RS Sardjito.

Kekuatan Dokter Spesialis Jantung:
Total: 16 dokter
RS KEI: 2
RS Sardjito: 14 (berbagai subspesialis termasuk intervensi, imaging, vaskular, aritmia)

Tenaga Medis Lainnya:
Total: 43 dokter (umum & spesialis lintas bidang)

Tenaga Kesehatan Lain:
Total: 55 orang
Perawat: 26
Radiografer: 4
Fisikawan medis: 3
Laboratorium: 4
Lainnya: 15

Tahapan Operasional & Kebutuhan

Operasional Layanan 2025
Poliklinik jantung & penunjang → Tahap 1 (aktif)
IGD, rawat inap, radiologi → Tahap 1 (aktif)
Sub-spesialistik jantung (by appointment) → Tahap 1
Cathlab & operasi jantung → Tahap 2

Kebutuhan Operasional
Biaya operasional tahunan: ~Rp65 miliar
Kebutuhan 3 tahun: ~Rp195 miliar (USD12 juta)

Update Jumlah Kunjungan (Soft Launch hingga Minggu ke-2 November)

Total kunjungan: 252 pasien
IGD: 2
Rawat Jalan: 70 pasien
Spesialis jantung: 29
Dokter umum: 10
Medical Check-Up: 10
Rawat Inap: 3
Penunjang:
Laboratorium: 38
Radiologi: 100

Data Penyakit Jantung (Konteks Nasional)

Kematian global akibat penyakit jantung: 17,9 juta (WHO 2021), naik ke 23,6 juta pada 2030.

Indonesia:
316.292 kematian per tahun (IHME 2023)

Prevalensi nasional: 8,5 per 1.000 penduduk
Prevalensi Jawa Tengah: 7,9 per 1.000 penduduk
Pembiayaan penyakit jantung: Rp19,2 triliun (2024)
Waktu tunggu bedah jantung vaskular: 3 bulan di RS Harapan Kita

Kerja Sama Indonesia–UAE di Bidang Kesehatan

Hibah pembangunan RS KEI (2023–2027)
Hibah tambahan untuk program eliminasi TBC (alat X-ray portable, lab molekuler, pelatihan SDM), salah satu hibah terbesar di Kemenkes 2024

Agenda kerja sama lanjutan di bawah Komite Kerja Sama Ekonomi:
Capacity building SDM
Sister hospital (teknologi & digitalisasi)
Penguatan industri farmalkes
Pertukaran kebijakan kesehatan

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement