Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Resmikan Museum Situs Gua Harimau, Menbud Lestarikan Koleksi Arkeologi Nusantara

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Minggu, 19 Oktober 2025 |19:54 WIB
Resmikan Museum Situs Gua Harimau, Menbud Lestarikan Koleksi Arkeologi Nusantara
Menteri Kebudayaan Fadli Zon meresmikan Museum Situs Gua Harimau di Desa Padang Bindu. (Foto: dok Kemenbud)
A
A
A

OGAN KOMERING ULU – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon meresmikan Museum Situs Gua Harimau yang berlokasi di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.

Peresmian museum ini merupakan bentuk komitmen dari pemerintah untuk melindungi warisan budaya yang berasal pada periode prasejarah di Indonesia.

Dalam pidato peresmian, Menbud Fadli menyampaikan bahwa kompleks Situs Gua Harimau merupakan situs arkeologi penting yang menyimpan warisan budaya berharga bagi bangsa Indonesia.

Koleksi dari situs Gua Harimau membantu mengungkap sejarah migrasi ras Mongoloid di Nusantara dan kehidupan masyarakat sejarah awal di Sumatera.

“Gua Harimau ini punya temuan-temuan yang sangat menarik, yang nantinya bisa kita perdalam kembali. Memang di seluruh Pulau Sumatra, belum ditemukan Homo erectus. Yang ditemukan seperti di Gua Harimau ini adalah Homo sapiens, jadi manusia modern. Homo erectus baru ditemukan di Pulau Jawa, dan juga di Nusa Tenggara Timur yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis,” ucap Menbud.

Menteri Fadli menegaskan bahwa sebagai tindak lanjut dari penemuan tersebut, pemerintah telah menetapkan Situs Gua Harimau menjadi situs cagar budaya nasional.

Selain itu, turut dibangun museum sejak tahun 2015 guna mengembangkan dan memanfaatkan temuan arkeologi Situs Gua Harimau. Peresmian museum ini, lanjut Menbud, merupakan wujud nyata pemerintah dalam melestarikan koleksi arkeologi nusantara dan museum. Museum harus menjadi etalase budaya sekaligus peradaban Indonesia.

“Di negara-negara maju, museum selalu mempunyai tahta yang tinggi, karena itu adalah etalase budaya dan etalase peradaban dari bangsa itu. Museum menjadi tempat yang paling terhormat di negara-negara maju dan yang paling beradab,” tuturnya.

Tidak hanya menjadi sarana edukasi, Menteri Kebudayaan juga menerangkan bahwa Museum Situs Gua Harimau dapat berperan penting dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.

“Yang paling penting bagaimana dari situs-situs yang ada, dari warisan-warisan budaya tak benda yang ada, WBTB, kita memanfaatkan, mengembangkan, membina menjadi ekonomi budaya, menjadi industri budaya," katanya.

Museum Situs Gua Harimau menyimpan ragam koleksi temuan dari Situs Cagar Budaya Gua Harimau yang terletak tidak jauh dari lokasi museum.

Selain replika rangka manusia purba, pada museum ini juga terdapat alur kisah perjalanan manusia prasejarah di Indonesia, khususnya jejak kehidupan masa lalu pada empat lapisan budaya sejak 22.000 tahun yang lalu.

Objek ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Bupati Ogan Komering Ulu pada tahun 2017 melalui Keputusan nomor 430/338A/XV/2017. Pada 2019, Gua Harimau ditetapkan sebagai budaya peringkat nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 224/P/2019.

Selaras dengan pernyataan Menbud, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, mengapresiasi seluruh pihak yang telah bersinergi dalam pelestarian Situs Gua Harimau.

“Ketika sudah dibuka untuk umum, semoga museum ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar sekaligus menjadi tonggak penting dalam pengembangan kebudayaan, pariwisata, dan perekonomian masyarakat,” katanya.

Bupati Ogan Komering Ulu, Teddy Meilwansyah, turut menyatakan kesiapannya untuk melestarikan situs prasejarah Goa Harimau.

“Nantinya, museum ini bukan hanya sarana rekreasi bagi kami, namun lebih pada tempat berbagi informasi, sharing budaya, mencari ilmu, pengetahuan, semuanya bisa melalui Museum Goa Harimau ini,” ucapnya.

Peresmian Museum Situs Gua Harimau dihadiri Bupati Ogan Komering Ulu, Teddy Meilwansyah; Wakil Bupati Ogan Komering Ulu, Marjito Bachri; serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatra Selatan, Pandji Tjahjanto serta para pejabat daerah Ogan Komering Ulu.

Hadir pula untuk mendampingi Menteri Kebudayaan, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Kristanto Januardi.

Menutup sambutan, Menteri Kebudayaan menegaskan bahwa pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan situs purbakala Gua Harimau perlu segera dilakukan.

“Jadikanlah situs ini semacam ekosistem yang berkelanjutan. Kita berharap nanti akan terus ada kerja sama dan aktivasi kegiatan-kegiatan budaya. Dan mudah-mudahan, museum ini bisa membangkitkan ekosistem kebudayaan di wilayah Ogan Komering Ulu,” tuturnya.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement