VIRAL pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut anak perlu minum susu hingga 2 liter per hari. Bahkan, pernyataan ini turut menuai tanggapan kritis dari kalangan medis.
Salah satunya, dari dokter spesialis anak, dr. Ian Suryadi Setja. Dia menegaskan, bahwa angka tersebut jauh di luar kebutuhan fisiologis anak-anak berdasarkan standar medis.
“Mau gimanapun caranya, 2 liter itu nggak bakal masuk dalam kriteria,” ujar dr. Ian, saat diwawancara, Senin (2/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa kebutuhan susu pada anak berbeda-beda tergantung usia dan berat badan, serta tidak pernah mendekati 2 liter per hari.
Sebagai contoh, bayi berusia lima bulan dengan berat badan 7 kilogram hanya membutuhkan sekitar 1.050 mL susu per hari, berdasarkan rumus kebutuhan 140–160 mL per kilogram berat badan.
“Itu pun bayi yang masih 100 persen bergantung pada susu. Jadi, kalau dibilang 2 liter sehari, dari mana hitungannya? Nggak mungkin,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia merinci bahwa seiring bertambahnya usia, porsi susu anak justru menurun dan digantikan oleh makanan padat, dengan rincian sebagai berikut :
- Usia 6–9 bulan: sekitar 800 mL susu per hari
- Usia 9–12 bulan: sekitar 600 mL
- Di atas 12 bulan: hanya 300–450 mL per hari.
dr. Ian juga mengingatkan bahwa dalam dunia kedokteran, sudah ada panduan resmi pencegahan obesitas anak sejak 2014.
Panduan tersebut dengan jelas menyebutkan, bahwa konsumsi susu melebihi 480 mL per hari pada anak usia di atas 12 bulan dapat memberikan asupan energi berlebih yang tidak dibutuhkan, serta meningkatkan risiko obesitas di masa depan.
“Makanya saya selalu edukasi orangtua: maksimal 450 mL per hari untuk anak di atas satu tahun,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan BGN, dr. Ian mengaku heran dan menilai bahwa angka 2 liter tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas.
“Jadi mau bagaimanapun, 2 liter itu tidak akan pernah masuk dalam pikiran saya. Mau setahun kek, di atas dua tahun kek, nggak pernah bisa,” tutupnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)