SELEBGRAM cantik Cut Intan Nabila menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri. Tak hanya Cut Intan saja yang menjadi korban, tapi putri dari selebgram tersebut juga mendapatkan kekerasan dari suaminya yang bernama Armor Toreador.
Cut Intan Nabila, membeberkan perlakuan suaminya lewat satu unggahan di akun Instagram pribadinya, @cut.intannabila. Dalam posting-an yang dia bagikan rekaman CCTV membuktikan Cut Intan menjadi korban KDRT.
Dalam keterangannya, suami Cut Intan berselingkuh hingga melakukan KDRT, berawal dari keduanya yang tengah berdebat, pada akhirnya Armor memukul Cut Intan berkali-kali. Lebih parahnya lagi, ternyata ada anak ketiga mereka dalam momen kekerasan tersebut. Kini video itu pun viral dan banyak dukungan kepada Cut Intan.
Seperti diketahui, dampak trauma KDRT bagi anak sangatlah tidak baik karna bisa memengaruhi perkembangannya. Maka dari itu simak 12 cara mengatasi trauma pada anak korban kekerasan, sebagaimana dilansir dari Eclkc Selasa (13/8/2024).
1. Jaga diri sendiri
Pastikan Anda cukup tidur, makan makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.
2. Fokus pada penyembuhan diri
Kekerasan dalam rumah tangga bisa berdampak pada cara kita mengasuh anak tanpa kita sadari. Cari bantuan, karena dengan sembuh, Anda juga akan membantu anak Anda untuk sembuh.
3. Bermain dan terlibat dengan anak
Cari kegiatan yang bisa dilakukan bersama, seperti membaca, bernyanyi, meniup gelembung, menggambar, menari, atau bermain pura-pura.
4. Dengarkan anak Anda
Agar anak merasa dihargai dan didengarkan, berikan perhatian penuh pada mereka. Cobalah membungkuk untuk membuat kontak mata dan jauhkan ponsel Anda saat berbicara dengan mereka.
5. Beri ruang untuk kesalahan
Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Pujilah usaha anak, bukan hanya hasilnya, agar mereka tetap termotivasi meskipun gagal.
6. Jadi pendukung utama anak Anda
Beri tahu anak apa yang Anda sukai dari mereka dan rayakan hal-hal baru yang mereka temukan di sekitarnya.
7. Ajak anak mencoba hal baru
Bantu anak mengembangkan keterampilan baru, seperti bermain balok, puzzle, membaca buku, atau bermain bola bersama.
8. Tetap dekat dan beri kenyamanan saat anak merasa takut
Saat anak merasa takut atau kewalahan, tetaplah di dekat mereka. Bernapas dalam-dalam dan menghitung perlahan bersama bisa membantu menenangkan mereka. Berikan benda-benda yang menenangkan seperti empeng, selimut, atau mainan kesayangan.
9. Bicarakan perasaan anak
Membantu anak menyebutkan nama emosi yang mereka rasakan bisa membuat mereka merasa lebih dipahami. Bantu mereka mengenali apakah mereka merasa takut, frustrasi, bingung, lelah, atau marah.
10. Ciptakan rutinitas yang tenang dan konsisten
Buat rutinitas yang bisa diandalkan anak, seperti sarapan setiap pagi dan tidur pada waktu yang sama setiap malam. Masukkan juga tradisi, keyakinan, dan budaya Anda ke dalam rutinitas tersebut.
11. Tetapkan aturan dan harapan yang jelas
Gunakan kata-kata sederhana seperti "jangan menyakiti" atau "ayo kita bereskan mainannya." Beri contoh perilaku baik dan hargai usaha anak untuk mengikuti aturan keluarga.
12. Bangun jaringan dukungan untuk Anda dan anak
Kadang-kadang, kita semua butuh bantuan. Jangan ragu untuk berbicara dengan teman terpercaya, pemimpin agama, atau profesional kesehatan mental tentang situasi Anda. Semua orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya.
Mengasuh anak tidak selalu mudah, terutama jika keluarga kita pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Saat ada kesempatan, fokuslah pada cara menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anak.
(Leonardus Selwyn)