10 FAKTA mencengangkan harimau sumatera akan diulas pada artikel kali ini. Populasi harimau sumatera belakangan kian rentan, di mana kurang dari 600 ekor harimau ini diperkirakan masih tersisa di alam liar.
Kucing besar yang luar biasa dan sulit ditangkap ini terdaftar sebagai 'sangat terancam punah' dalam daftar merah spesies terancam punah IUCN akibat perburuan liar, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia.
Sesuai dengan namanya, subspesies harimau ini hanya ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia, yang merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Taman Nasional Kerinci Seblat dan ekosistem Ulu Masen-Leuser merupakan salah satu habitat terakhir harimau sumatera yang tersisa. Kawasan tersebut merupakan lanskap prioritas global untuk konservasi harimau.
Subspesies ini tidak lagi disebut sebagai Panthera tigris sumatrae. Pada tahun 2017, IUCN Cat Specialist Group merevisi taksonomi harimau.
Saat ini, semua harimau di dunia terbagi menjadi dua subspesies saja: Panthera tigris sondaica, yang terdiri dari populasi Sumatera dan Jawa dan Bali (yang kini telah punah), dan Panthera tigris tigris, yang mencakup populasi Bengal, Malaya, Indochina, Tiongkok Selatan, Siberia, dan (punah) dan populasi harimau Kaspia.
Berikut Okezone beberkan deretan fakta mencengangkan dari harimau sumatera sebagaimana melansir laman London Zoo.
Produk-produk ini mempunyai permintaan yang tinggi di luar negeri sebagai simbol status dan untuk digunakan dalam pengobatan tradisional Asia.
(Foto: London Zoo)
Berkurangnya jumlah mangsa akibat perburuan rusa dan spesies lainnya, serta hilangnya habitat akibat perluasan perkebunan kelapa sawit, kopi dan akasia, serta perambahan oleh petani kecil, juga mengancam kucing-kucing besar ednemi asli Indonesia ini.
Hal ini karena mereka adalah predator penyergap di hutan Indonesia dan perlu berbaur di antara vegetasi yang lebat untuk membantu kamuflase. Tidak ada dua harimau yang memiliki ciri-ciri yang sama persis, sehingga mereka dapat dikenali dari bulunya yang bermotif unik.
(Foto: London Zoo)
Kamera jebakan yang ditempatkan dengan hati-hati seringkali jadi satu-satunya cara untuk memverifikasi keberadaan mereka.
Hal ini terutama berlaku pada harimau sumatera, yang sebagian besar hidup di hutan belantara. Pemerintah Indonesia memperkirakan jumlah harimau sumatera yang tersisa di alam liar tidak lebih dari 600 ekor saja atau masuk kategori daftar merah 'sangat terancam punah'.
(Rizka Diputra)