HONG KONG akhirnya dikembalikan ke China pada 1 Juli 1997. Nah, tepat 27 tahun setelahnya, beberapa tempat pun akhirnya dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata, salah satunya adalah Sha Tau Kok.
Terletak di Distrik Utara Hong Kong, dan tepat di sebelah Distrik Yantian Shenzhen, Sha Tau Kok ditetapkan sebagai bagian dari Daerah Tertutup Perbatasan pada tahun 1951. Sha Tau Kok baru dibuka pada Januari 2024 silam, oleh karena itu masih banyak tempat di dalamnya yang benar-benar klasik.
Lantas, apa saja yang bisa kita nikmati di wilayah tersebut? Nah, Okezone berekesempatan datang ke wilayah tersebut lewat @discoverhongkong yang diadakan oleh Hong Kong Tourism Board. Kami pun berkunjung sehari setelah perayaan penyerahan Hong Kong ke China.
Tapi, sebelum memasuki kawasan ini ada beberapa hal yang harus Anda ketahui. Pasalnya, datang ke tempat ini Anda harus memiliki izin khusus yang bisa didapatkan di situs resmi discoverhongkong. Selain itu, untuk masuk ke tempat ini Anda harus ditemani oleh Tour Guide, info lengkapnya pun Anda bisa mengunjungi hongkong.ecotravel.hk.
Di kawasan ini, Anda pun bisa menjelajahi pemandangan indah, objek wisata unik, dan kuliner lokal. Tapi yang menjadi highlight adalah Anda bisa menyebrang ke Hong Kong UNESCO Global Geopark yakni pulau Lai Chi Wo, Kat O, dan Ap Chau menggunakan ferry.
Pertama kali tiba, kami pun disuguhkan dengan dua mural yang menggambarkan upacara perayaan syukur kepada dewa, sebuah acara budaya tradisional di Sha Tau Kok. Mural ini bisa ditemukan di Shun Ping Street, di dekat Old Fire Station. Dalam mural tersebut, Anda dapat melihat salah satu perayaan yang paling khas, yaitu tarian perahu naga yang dibawakan oleh para perempuan Hoklo.
Kami kemudian berjalan menuju Chung Ying Street Garden yang sempat ditutup selama bertahun-tahun, karena alasan keamanan. Hanya pemegang Closed Area Permits saja yang diizinkan memasuki Chung Ying Street.
Tidak heran jika Chung Ying Street menjadi tempat yang penuh dengan sejarah dan misteri. Terletak di depan Chung Ying Street Checkpoint, Chung Ying Street Garden menawarkan pemandangan penuh jalan misterius ini dari dek observasi.
Sebelum mencapai dermaga, di sudut paling timur terdapat papan penunjuk jalan tua bertuliskan 'Tanjung Sha Tau Kok'. Inilah yang menjadi asal muasal nama Sha Tau Kok. Anda akan menemukan plakat batu yang bertuliskan dua baris puitis: "Matahari terbit dari pantai (Sha Tau), / bulan menggantung di atas tanjung (Kok).
Menurut legenda, bait puisi ini ditulis oleh seorang menteri dari Dinasti Qing, yang terpesona oleh pemandangan indah saat melakukan perjalanan ke pantai Guangdong. Sejak saat itu, daerah tersebut dikenal sebagai 'Sha Tau Kok'.
Di dekatnya, Anda akan menemukan dermaga terpanjang di Hong Kong yang sudah dibangun pada 1960, kemudian direstorasi pada 2004. Sha Tau Kok Pier memiliki panjang 280 meter dan hanya berjarak 20 hingga 30 menit dari Kat O dan Ap Chau dengan kapal feri.
Nah, di sepanjang jembatan dermaga ini, Anda bisa menggantungkan 'ikan harapan', yang bisa Anda beli dari penjual setempat. Sayangnya, ketika Okezone berkunjung, toko tersebut sedang tutup. Gantungan ikan tersebut nantinya bisa Anda letakkan di pagar dermaga, agar apa harapan Anda bisa disampaikan ke laut.
Dari dermaga, kami pun naik Ferry ke pulau Lai Chi Wo sekira 30 menit. Anda pun menemukan berbagai pemandangan indah, salah satunya duck Island atau yang dikenal sebagai Ap Chau. Sesuai namanya, pulau tersebut memang memiliki siluet seperti bebek.
Setelah itu, kami pun sampai di kampung bersejarah Hakka di Lai Chi Wo, yang diapit oleh hutan ‘fung shui’ dan hutan bakau yang hijau lebat di dekat pantai timur laut New Territories. Kampung ini memiliki lebih dari 200 rumah berjajar rapi berbaris-baris yang dibangun lebih dari 300 tahun silam,
Desa ini pun menjadi salah satu permukiman desa tertua, terbesar, dan sangat terpelihara di Hong Kong. Kampung ini meraih penghargaan Pengakuan Khusus UNESCO yang prestisius tahun 2020 untuk Pembangunan Berkelanjutan karena mempromosikan pelestarian warisan budaya.
Hanya saja, kampung ini memiliki satu masalah yang hampir dimiliki setiap kampung lainnya, yakni tidak adanya tenaga muda yang mau lagi tinggal di sana. Pemandu wisata kami, Cindy, menunjukkan kegelisahannya akan minimnya penduduk yang ada di sana.
Bahkan, dia menyebut saat ini hanya tersisa 10 orang yang mau tinggal disana, lantaran para anak muda memilih pindah ke kota. Para anak muda itu pun hanya hadir beberapa kali saat liburan, dan acara besar seperti Unicorn Dance yang gelar setiap 10 tahun sekali.
Nah, bagi Anda yang tertarik untuk datang ke sini, berikut beberapa ha yang harus Anda ketahui.
1. Info tentang Sha Tau Kok: https://www.discoverhongkong.com/id/explore/discover-sha-tau-kok.html
2. Sampai sekarang pelanjong pribadi belum bisa tanpa tour guide. Tour guide dapat dilihat di: https://hongkong.ecotravel.hk/
3. Harga trip akan tergantung tour paket yang dipilih. Bisa customized.
4. Akan lebih baik jika Anda mengurus lewat travel agent, karena akan mempermudah untuk mengurus perizinan.
(Martin Bagya Kertiyasa)