Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Makanan Bayi Cenderung Manis, Orangtua Wajib Batasi agar si Kecil Tidak Obesitas

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Jum'at, 05 Juli 2024 |04:00 WIB
Makanan Bayi Cenderung Manis, Orangtua Wajib Batasi agar si Kecil Tidak Obesitas
Komisi IX DPR bahas soal kandungan gula dalam makanan bayi. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

SADAR atau tidak kalau makanan bayi yang beredar di pasaran kecenderungannya memiliki rasa manis dan gurih. Beberapa produk bahkan dinilai terlalu manis. Hal ini pun disadari oleh para ahli gizi di Indonesia.

Menurut mereka, orangtua zaman sekarang harus sangat jeli melihat label makanan, melihat kandungan garam, gula, dan lemak (GGL) pada kemasan makanan bayi sebelum membeli.

Itu penting karena menjadi salah satu faktor penyebab kenapa si kecil hanya mau makan yang manis-manis. Kalau sudah begini, risiko obesitas di masa depan cukup tinggi.

"Lidah anak-anak Indonesia sekarang itu kebanyakan tahunya rasa manis saja, karena makanan sejak mereka bayi rasanya manis," tutur Pakar Gizi Marudut Sitompul saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Kamis 4 Juli 2024.

Ya, banyak sekali makanan bayi yang rasanya manis dan gurih. Jika orangtua membiasakan si kecil makan manis, kata Marudut, sensorik lidahnya didominasi rasa manis, dan saat dewasa, dia kecenderungan sukanya rasa manis.

Komisi IX DPR

Para pakar gizi melaporkan bahwa sudah beberapa kali melakukan diskusi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk me-reformulasi rasa makanan bayi agar tidak terlalu manis. Hal ini dianggap cara terbaik demi mencegah obesitas di masa depan.

Tapi, upaya untuk me-reformulasi ini banyak mengalami hambatan, salah satunya tidak lakunya produk yang rasanya direformulasi. Itu bisa terjadi karena sekali lagi, sudah sejak kecil anak-anak Indonesia itu terbiasa dengan rasa manis. Ketika kadar manisnya dikurangi, dianggapnya kurang enak.

"Kami dari praktisi kesehatan sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan BPOM, tujuannya melakukan reformulasi rasa, tapi selalu terkendala di rasa yang dinilai pasar kurang enak," ujar Marudut.

Lantas apa yang harus dilakukan?

Menurut Marudut, mau tidak mau harus dimulai untuk melakukan aksi reformulasi rasa pada makanan bayi. Jika dimulai dari sekarang, setidaknya itu dapat menyelamatkan anak-anak di masa depan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement