MOMEN Hari Raya Idul Adha dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk menikmati daging sapi atau kambing kurban dengan cara membakarnya. Biasanya, membakar sate dilakukan secara bersama agar terasa lebih ringan dan dijadikan momen keakraban.
Tapi, momen bakar sate daging kurban menjadi menyeramkan ketika arang yang digunakan tiba-tiba meledak. Sekumpulan pria yang sedang membakar sate itu langsung berhamburan untuk menghindari serpihan bara yang terlempar ke udara.
Video yang memerlihatkan momen mengerikan itu diunggah oleh akun X (Twitter) @prodygeer. Dijelaskan oleh akun tersebut bahwa hal itu terjadi akibat alas yang digunakan untuk membakar sate tersebut adalah conblock yang terbuat dari bahan dasar semen.

"Lantainya terbuat dari portland cement. Semen porlen berikatan dengan air membentuk hidrat (dan nantinya karbonat). Ketika dipanaskan terjadi reaksi calcining melepaskan gas (hidrat jadi uap air, carbonate jadi CO2). Gas terjebak bertekanan, pengen bebas, jadi meledak," bunyi keterangan unggahan tersebut.
Salah satu warganet mempertanyakan apakah hal tersebut akan terjadi apabila menggunakan batu bata merah. Disebutkan bahwa hal yang sama tidak akan terjadi, karena batu bata merah terbuat dari tanah lempung bukan semen yang memiliki zat lime atau kapur tohor yang bisa bereaksi membentuk hidrat dan karbonat.
Namun, arang yang meledak bisa disebabkan oleh kayu yang menjadi bahan utama dari arang tersebut. Hal itu terjadi akibat air dan getah yang ada berada dalam kayu berubah menjadi uap.
Di dalam kayu juga mengandung sesuatu yang disebut selulosa, yang ketika memanas akan rusak atau terurai. Ini bisa dilihat ketika asap keluar dari kayu, bahkan sebelum potongan kayu itu terbakar.
Saat kayu terbakar, campuran gas uap yang membesar dan selulosa yang hancur membuat kantong-kantong uap yang terperangkap terbuka dari kayu, satu per satu. Inilah sebabnya mengapa akan terdengar suara berderak dan kayu pecah saat kayu terbakar.
Melihat video tersebut, warganet langsung sadar bahwa untuk membakar sate membutuhkan ilmu agar tidak terjadi hal mengerikan.
"Bahkan memanggang pun harus berilmu. Thanks for the knowledge," ujar @sanj***.
"Tp bukannya kalsinasi itu suhunya tinggi ya mas? Kalo panas bara api apa bisa disebut proses kalsinasi?," tulis @dua***.
"padahal kalo ga ada alat panggangan, dialasin kaleng lempengan atau batu bata masih aman," kata @gula***.
(Martin Bagya Kertiyasa)