PRESIDEN Jokowi melaksanakan Salat Idul Adha di Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Jawa Tengah, Senin, 17 Juni 2024. Saat melaksanakan Salat Idul Adha 2024, Jokowi mengenakan jas dan peci hitam. Ia juga terpantau mengenakan sarung batik yang ternyata memiliki makna luar biasa.
Menurut Agnes Dwina Herdiasti Harnum, Desainer Motif Batik dan Penggiat Batik Tulis Pewarna Alami, batik yang dipilih Jokowi memiliki corak kreasi baru dengan beberapa corak mengambil pakem dari batik klasik.
"Misalnya, sarung batik tersebut didominasi warna sogan coklat kekuningan yang banyak ditemui di banyak batik Surakarta," kata Agnes saat dihubungi MNC Portal melalui pesan singkat.
Menyesuaikan format kain batik dengan peruntukan sebagai sarung, lanjut Agnes, di dalam satu kain terdiri dari dua bagian corak yang berbeda, yaitu bagian tumpal atau 'kepala' yang ketika dililit ke badan, bagian ini menghadap ke depan; dan bagian badan yang 'jatuh-nya' di bagian belakang si pemakai.
"Bagian tumpal sarung yang dikenakan Pak Jokowi sekilas tampak seperti mozaic yang besar-besar dan seperti tak beraturan dengan sudut-sudut runcing menyerupai pecahan batu," jelasnya.
Di dalam mozaic 'tak beraturan' tersebut tersimpan corak-corak beraturan berupa bunga-bunga simetris seperti motif Ceplok. Motif ceplok biasanya menampilkan bentuk ornamen bunga atau roda dengan jumlah kelopak 4, 6 atau 8 dengan satu lingkaran pusat atau poros.
"Nah, yang dikenakan Pak Jokowi itu 8 kelopak dan 1 lingkaran pusat. Bunga atau roda dengan sisi-sisi simetris yang disatukan oleh poros merupakan simbolisasi kuno yang menggambarkan hubungan manusia dan semesta," katanya.
Manusia dan semesta, kata Agnes, sejatinya saling bercermin secara vertikal atau spiritual, dan secara horizontal atau duniawi, di mana titik persinggungan di antara garis vertikal dan horizontal (yang digambarkan sebagai lingkaran di tengah bunga) merupakan diri sejati manusia.
Karena manusia dan dunia di luar dirinya saling bercermin, lanjutnya, maka realita yang dihadapinya merupakan pencerminan dari realita yang tersembunyi di dalam dirinya.
"Oleh karenanya, manusia yang bisa menyelaraskan antara spiritualitas dan kebutuhan ragawi dalam hubungannya dengan Sang Pencipta (vertikal) dan sesamanya (horizontal) hidupnya bagaikan sekuntum bunga yang mekar dan harum semerbak," ungkap Agnes.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, hingga Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi terlihat juga di shaf yang sama.
(Martin Bagya Kertiyasa)