SERPLULIMAB menjadi salah satu akses kesehatan bagi pejuang kanker. Langkah ini sejalan dengan komitmennya untuk meningkatkan inovasi pengembangan imunoterapi kanker di Indonesia.
Menyikapi hal itu, Dokter Konsultan Hematologi Onkologi RS Cipto Mangunkusumo, dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM mengatakan Serplulimab bisa menjadi alternatif yang baik untuk pengobatan kanker paru small cell lung cancer (kanker paru sel kecil).
“Ini terobosan baru untuk pasien-pasien dengan small cell lung cancer degan ditambah antibodi immunotherapy yang hasilnya cukup baik dan efek samping yang minimal,” kata Andhika dalam acara Press Conference 'An Update on Immunotherapy for Lung Cancer Treatment' di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, small cell lung cancer terjadi akibat penggunaan rokok secara berlebihan ditambah rokok elektrik yang saat ini semakin merajalela membuatnya menjadi penyebab terbesar.
“99 Persen sekarang udah ada tambahannya lagi apa? Rokok yang elektrik. Menurut WHO lebih hancur lebih rusak,” ucap dr Andhika.
Menurut dr Andhika dengan Serplulimab angka harapan hidup seseorang bisa menjadi 43,1 Persen dengan stadium lanjut. Jika tidak berobat dengan Serplulimab yang hanya sekitar tujuh Persen dengan stadium yang sama.
Serplulimab merupakan sebuah pelengkap pengobatan kanker yang sebelumnya sudah ada seperti pembrolizumab, atezolizumab, dan durvalumab yang digunakan sebagai obat sel antibodi. Serplulimab juga bekerja secara langsung dengan mematikan sel kanker yang ada karena memiliki sifat imunoterapi PD-L1.
Serplulimab bisa digunakan pada semua pasien kanker dengan Microsatellite Instability (MSI) yang tinggi. Meskipun pada pengobatan ini mungkin akan terkendala dalam segi biaya karena bahan yang digunakan masih impor dari luar negeri sehingga ketersediaannya juga belum banyak.