Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ciptakan Kualitas Insan yang Hebat, Kemenkes Lakukan Perubahan Budaya Kerja

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Rabu, 21 Februari 2024 |22:00 WIB
Ciptakan Kualitas Insan yang Hebat, Kemenkes Lakukan Perubahan Budaya Kerja
Kemenkes lakukan perubahan budaya kerja. (Foto: Kemenkes)
A
A
A

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan transformasi kesehatan melalui enam pilar sejak 2021. Untuk mencapai tujuan tersebut Kemenkes mendukung transformasi organisasi dan budaya kerja yang dilakukan oleh Internal Transformation Office sejak 2022.

Tugas utama yang dilakukan yaitu melakukan budaya kerja agar pelaksanaan transformasi kesehatan dapat dilakukan berkesinambungan. Oleh karena itu transformasi organisasi dan budaya kerja ini berlanjut hingga 2024 dengan Kemenkes yang mencanangkan periode akselerasi transformasi internal melalui sembilan program akselerasi.

Salah satu programnya ialah perubahan budaya kerja dan rebranding. Menyikapi hal tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan transformasi ini dilakukan demi menciptakan kualitas insan Kemenkes yang hebat, sehingga tujuan dan cita-cita bangsa dapat terwujud.

Maka perubahan sistem budaya kerja juga harus dibangun dan dimulai untuk menjadikan insan Kemenkes yang hebat.

Kemenkes

“Nah untuk bisa mengubah kualitas seseorang mesti dibangun sistem budaya yang hebat, yang canggih, yang tangguh. Tidak mungkin cita-cita kita dapat tercapai, Indonesia bisa maju, Indonesia sehat kalau Kemenkesnya atau orang-orangnya gak hebat,” kata Menkes Budi, dikutip dalam keterangan resmi Kemenkes, Rabu (21/2/2024).

Meskipun memang membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah dilakukan, Menkes Budi percaya bahwa upaya mengajarkan budaya baru tidak dapat hanya melalui spanduk atau buku melainkan menumbuhkan keinginan dalam hati insan Kemenkes.

Karena dengan begitu, proses akan mengajarkan budaya di Kemenkes harus berbeda, yakni tidak hanya memberikan pembelajaran untuk diingat tetapi juga menyentuh, dan tentunya kondisi ini harus dicontohkan oleh atasan-atasan di kehidupan sehari-harinya.

“Sama dengan kita sebagai orang tua mencontohkan kepada anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, gurunya adalah orangtua atau atasan,” ucap Menkes Budi.

Tidak hanya itu, Menkes Budi juga menambahkan bahwa budaya termasuk budaya organisasi juga memiliki ritual. Misalnya melakukan kegiatan meeting tidak perlu berlama-lama, karena yang terpenting meeting jelas apa tujuan yang ingin dicapainya, sehingga tugas itu akan diberikan kepada siapa dan kapan deadlinenya.

“Perubahan dimulai dari yang gampang-gampang. Ritual-ritual itulah yang harus dilakukan untuk membangun suatu budaya,” tutur Menkes Budi.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement