 
                
GELARAN Paris Fashion Week memang menampilkan berbagai karya jenama-jenama terkemuka. Salah satu jenama yang mengeluarkan koleksi terbarunya yakni Dior dengan koleksi pakaian pria mereka.
Direktur kreatif Dior Kim Jones meluncurkan koleksi pria siap pakai pertama yang ia persembahkan untuk Dior sejak ia ditunjuk sebagai direktur kreatif rumah mode Prancis tersebut.

Dalam siaran pers WWD Kim Jones, Jones mengatakan karyanya untuk Dior terinspirasi dari penari Rusia Rudolf Nureyev yang kerap mengenakan kaftan, kimono, dan syal berpenampilan flamboyan.
Diiringi musik dramatis oleh Sergei Prokofiev, para model menampilkan 40 penampilan Dior, dimulai dengan celana yang dipadukan dengan jaket dengan sulaman lingkaran rumit di tengahnya. Koleksi ini dihadirkan dengan potongan minimalis bergaya setelan Oblique khas Nureyef.

Koleksi pria Diorand meliputi berbagai pakaian luar, jaket wol dan aksesoris, termasuk sepatu Mary-Jane, dan sepatu yang mengingatkan pada sepatu balet. Elemen lainnya seperti sweter bergaris, mantel dengan ikat pinggang ekstra lebar, turban yang dipilin dan terusan wol serta celana pendek dengan ritsleting yang tidak biasa.
Dalam 20 penampilan yang dipresentasikan di akhir pertunjukan, Jones menampilkan koleksi fesyen di rumah lelang Christie's pada tahun 1995 yang terinspirasi oleh beberapa item dari katalog lelang Nureyev, serta beberapa arsip Dior.
Sebut saja kimono perak tenunan balok berwarna permata yang pembuatannya membutuhkan waktu tiga bulan oleh 10 orang. Sedangkan atasan dan celana panjang dengan sol berwarna senada yang berkelap-kelip seperti bintang di langit malam, terinspirasi dari gaun yang dibuat Debussy untuk Fonteyn pada tahun 1950.
Jones juga melengkapi koleksinya dengan kalung berlian yang dikenakan bersama jaket dan celana jeans. Sorotan lainnya adalah jubah abu-abu dengan pola bordir perak yang terinspirasi oleh toile de Jouy milik Dior.
Karya dengan label harga hingga 200.000 euro disajikan kepada pelanggan VIP melalui janji temu sehari setelah pemutaran film. "Mereka ingin membeli sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, jadi menurut saya ini adalah cara terbaik untuk melakukannya," kata Jones.
(Martin Bagya Kertiyasa)