KASUS pneumonia yang saat ini terjadi di China menggemparkan seluruh dunia. Bahkan tidak sedikit masyarakat Indonesia yang dibuat khawatir dengan keberadaan penyakit tersebut sehingga ditakutkan merambah ke Tanah Air.
Terkait hal tersebut, Dokter sekaligus Epidemiologi dan Peneliti asal Univeritas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH menjelaskan risiko terjadinya penyakit pneumonia pada pasien sebetulnya tidak terlalu parah. Karena pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, berkat dibantu pemberian antibiotik atau bahkan tindakan perawatan.
“Dengan catatan kondisi pasien bagus, tidak alami gangguan imunitas atau daya tahan tubuh, termasuk juga penyebabnya dalam konteks tubuh adalah bakteri,” kata dr Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (30/11/2023).

Untuk itu, kasus pneumonia ini jauh jika disebut akan menjadi suatu pandemi di waktu mendatang. Karena dari pemerintah China sendiri juga sudah resmi melaporkan kalau penyakit ini bukan disebabkan oleh patogen atau bakteri atau virus baru.
“Sekali lagi ini jauh jika dikatakan sebagai pandemi,” ucap dr Dicky.
Akan tetapi, meskipun hal itu memang dianggap tidak terlalu menjadi masalah serius, masyarakat juga tetap diminta untuk waspada. Apabila jika penyakit itu menyerang Indonesia, maka baik pemerintah atau masyarakatnya sudah siap untuk menghadapi kasus tersebut.
Oleh karena itu, dalam konteks ini dr Dicky mengatakan bentuk upaya yang dilakukan bukan hanya dalam segi peningkatan pelayanan kesehatan, tetapi juga proteksinya. Lebih lanjut, dengan memperkuat pertahanan yang ada serta dilakukan mitigasi maka beban pelayanan kesehatan akan lebih siap.
BACA JUGA:
“Jadi saya kira pemerintah perlu memperkuat dan memastikan sistem rujukan termasuk juga literasi pada masyarakat, terkait golongan pertama di rumah, bagaimana cara mendeteksi, dan kemana harus merujuk. Karena sekali lagi kasus pneumonia ini bisa ditangani dengan rawat jalan karena fatalitasnya juga kecil,” tutur dr Dicky.
(Leonardus Selwyn)