KASUS kekerasan pada perempuan rasanya semakin marak di Indonesia. Banyak sekali perempuan yang tersakiti, ada yang mendapatkan luka fisik, ada pula yang mendapatkan luka batin.
Sayangnya, kampanye "women support women" tampaknya mulai terabaikan beberapa waktu belakangan ini. Tidak sedikit perempuan yang turut menyalahkan dan menyudutkan perempuan lain yang menjadi korban kekerasan. Hal ini tentu akan membuat korban semakin terpuruk.
Sehubungan dengan isu ini, Siti Atikoh, istri calon Presiden 2024 Ganjar Pranowo mengingatkan betapa pentingnya support system sesama perempuan untuk korban kekerasan.
"Kita (sesama perempuan) itu harus saling menguatkan, kalau untuk korbannya yang perempuan, kita bergandengan tangan untuk bisa mengatasi itu semua," ujar Atikoh yang ditemui MNC Portal Indonesia dalam acara Bincang Perempuan di Menara High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2023)
BACA JUGA:
Dengan memberikan support system, tentu akan ada banyak manfaat yang akan diterima oleh korban kekerasan. Pertama, dukungan dari orang lain membuat dirinya tidak merasa sendirian.
BACA JUGA:
Lewat adanya dukungan dari orang lain, korban bisa mendapat bantuan untuk menyembuhkan luka-lukanya. Baik itu luka fisik maupun luka psikologis. Nantinya, diharapkan korban akan bangkit secara perlahan untuk kembali menjalani kehidupannya seperti sedia kala.
Selain itu, support system untuk korban kekerasan bisa memberikan dorongan kuat dan berarti untuk korban agar bisa berani speak up.
"Karena tentu perempuan itu perlu dikuatkan agar mereka mau speak up, kalau tidak yang speak up tidak akan ada yang tahu padahal misalnya sudah menjadi korban," tegas Atikoh.
Speak up ini bukan untuk melakukan balas dendam pada pelaku. Langkah ini bertujuan agar pelaku mendapat hukuman dan merasa jera. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi korban kekerasan.
Namun, untuk mengurangi kekerasan pada perempuan, alangkah baiknya untuk memberikan bekal pada seluruh masyarakat Indonesia. Caranya yakni dengan memberikan edukasi. Hal ini perlu diberikan sejak dini, bahkan sejak anak masih balita. Sebab, kini anak-anak berusia balita pun tak liput menjadi korban kekerasan.
"Mencegah kekerasan seksual tentu yang pertama adalah edukasi. Kita bisa mengedukasi terutama bagi balita, mana bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Kemudian di tingkat anak-anak juga seperti itu, apa yang bisa dia lakukan agar tidak menjadi korban, “ jelas Atikoh.
(Rizky Pradita Ananda)