SURABAYA yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta terkenal dengan sederet kuliner khas yang lezat. Salah satunya rawon yang masuk dalam daftar sup terenak di dunia versi Taste Atlas.
Surabaya juga punya beberapa kampung dengan nama unik yang terinspirasi dari makanan. Tentu saja di balik penamaannya ada cerita yang menarik.
Berikut beberapa nama kampung unik di Surabaya yang terinspirasi dari makanan.
BACA JUGA:
Kampung Kue
Kampung Kue terletak di Jalan Rungkut Lor Gang.II No.1, Kalirungkut Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Hal yang menarik dari kampung ini adalah hampir semua warganya membuat kue, bahkan kue-kue ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat di Jl Rungkut.
Warga yang membuat kue ini kebanyakkan adalah para ibu-ibu yang memanfaatkan waktu luangnya untuk mendapat tambahan cuan guna mencukupi keperluan sehari-hari.
BACA JUGA:
Kampung Lontong
Tak begitu jauh berbeda dengan Kampung Kue, kebanyakkan warga di kampung ini juga memproduksi lontong dalam jumlah besar. Hal ini bermula sejak tahun 1980an dari seorang wanita bernama Ramiah yang mencoba berjualan lontong di tengah maraknya masyarakat di Banyuurip memproduksi tempe.
Kampung Lontong terletak di daerah Banyu Urip Lor X dan XI, Kelurahan Kupang Krajan, Sawahan.
BACA JUGA:
Kampung Herbal
Selanjutnya adalah kampung Herbal Nginden. Anda mungkin tak perlu bertanya-tanya lagi dari mana asal nama kampung ini, ya memberdayakan hasil alam di sekitar kampung, masyarakatnya membudidayakan tanaman empon-empon yang ada di Jalan Nginden VI, RT 9 RW 5, Kelurahan Nginden, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
Tak hanya terkenal dengan pemanfaatan tanaman herbal, tak sedikit masyarakat dari luar daerah yang penasaran dan tertarik untuk mengunjungi kampung Herbal ini.
BACA JUGA:
Kampung Tempe Tenggilis
Kampung Tempe Tenggilis diketahui telah ada sejak 85 tahun lalu, tepatnya pada 1938 silam. Banyak masyarakat di desa ini memproduksi tempe yang diwariskan secara turun temurun, dengan bahan baku kedelai yang berkualitas.
Wisatawan yang bertolak dari kampung ini biasanya selalu membawa berbagai olahan tempe mulai dari keripik hingga mencicipi botok khas tempe Tenggilis.
(Salman Mardira)