APAKAH di Amerika juga ada santet? Santet adalah sebuah fenomena spiritual yang sering dikaitkan dengan kepercayaan dan praktik mistis di Indonesia
Beberapa masyarakat Indonesia yang mempercayai ilmu sihir menggunakan santet untuk mencapai keinginannya. Jarang sekali terdengar santet ada di negara maju seperti Amerika Serikat. Namun sebenarnya, apakah di Amerika juga ada santet?
Mengutip laman USA Today, Selasa (7/11/2023), di Amerika juga ada santet sebagai suatu kepercayaan kompleks yang terus berkembang.
Hanya saja orang Amerika menyebut santet sebagai witchcraft yang menggunakan mantra sihir dan memanggil roh untuk mengabulkan permintaan.
Praktek santet di Amerika dibuktikan dengan meningkatnya Wicca dan penyihir modern. Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah orang Amerika yang mengidentifikasi diri sebagai Wicca dan pagan telah meningkat drastis.

Dari hanya sekitar 134.000 orang pada tahun 2001, jumlah ini meningkat menjadi hampir 2 juta.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa Wicca telah menjadi salah satu kelompok pagan terbesar di Amerika Serikat. Bahkan kelompok sihir ini tidak dianggap jahat dan sudah menjadi hal umum.
Wicca adalah salah satu kelompok pagan terbesar. Para pengikutnya sering kali mempraktikkkan ilmu sihir dan santet. Gerakan Wicca modern didirikan pada tahun 1950-an sebagai agama yang menekankan tanggung jawab terhadap sihir, alam, dan lingkungan.
Secara historis, penyihir telah mendapat reputasi buruk dan sering dikaitkan dengan gambaran makhluk jahat yang terbang menggunakan sapu, memakai topi runcing, dan menggunakan mantra jahat.
Selama berabad-abad, banyak perempuan yang tidak bersalah dihukum atau bahkan dibunuh karena dituduh melakukan praktik ilmu sihir. Beberapa tahun belakangan, mereka yang secara terbuka mengidentifikasi diri sebagai penyihir melaporkan bahwa mereka masih menghadapi diskriminasi.

Setelah serial Harry Potter dan film Twilight yang sangat sukses, ilmu sihir tidak lagi dianggap menakutkan.
Generasi milenial menjadi penganut Wicca terbanyak dan meninggalkan agama Kristen dan kepercayaan tradisional mereka. Banyak dari mereka mencari alternatif spiritualitas yang berbeda seperti astrologi atau kartu tarot.
(Rizka Diputra)