SURVEI SKRT-SKN mengungkapkan prevelensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia terbilang cukup tinggi hingga mencapai 61 persen. Penyakit ini menduduki urutan pertama dalam 10 penyakit yang dikeluhkan masyarakat.
Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3 persen).
Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 14 persen. Dari data tersebut, kelompok usia sekolah merupakan usia yang paling rentan terkena masalah Kesehatan gigi dan mulut.
Hal itu juga disampaikan oleh Dokter Spesialis Gigi dan Mulut, Dr. drg. Hananto Seno, Sp BMM(K),MM, FICD, anak usia 8-11 tahun merupakan kelompok usia yang kritis terhadap terjadinya masalah gigi permanen karena usia tersebut adalah masa transisi pergantian dari gigi susu ke gigi permanen.
Sebanyak 89 persen anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Dengan demikian tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut pada masyarakat pada anak-anak usia sekolah sangat penting.
"Menyikat gigi merupakan salah satu cara mudah untuk mencegah dan mengurangi angka masalah kesehatan gigi dan mulut kedepannya,” ujarnya dalam siaran pers Bakti Sosial Pelayanan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut yang diadakan oleh Formula dan International College of Dentists (ICD) Section XV Region 38 Indonesia, PDGI Kabupaten Kuningan.
Untuk mengatasi hal itu, tentunya peran orangtua sangat penting untuk mengajarkan anak menyikat gigi sedini mungkin. Diperlukan kesabaran dan cara-cara khusus untuk mengajarkan buah hati menyikat gigi.
Nah kali ini MNC Portal akan merangkum cara mengajarkan anak menyikat gigi. Berikut ulasannya seperti dikutip dari Very Well Family, Rabu (1/11/2023).
1. Biarkan anak memilih sikat gigi sendiri
Biasanya sikat gigi untuk anak-anak memiliki bentuk dengan berbagai karakter yang lucu. Biarkan anak memilih sikat gigi dengan warna dan motifnya sendiri. Namun harus dipastikan sikat gigi itu lembut dan berjarak renggang.
Untuk pasta giginya juga biarkan anak memilih rasa favorit mereka. Biarkan mereka menentukan sendiri mana yang disukai. Hal itu juga bikin anak-anak lebih semangat menyikat gigi.
2. Ajak berbicara
Tentunya sangat sulit bila langsung memaksa anak menyikat gigi. Para orang tua bisa mulai dengan mengajaknya berbicara sambil bercerita tentang pentingnya sikat gigi. Kemudian para orang tua juga bisa memberitahu dampak bila tidak menggosok gigi. Dengan begitu si kecil akan tertarik dan mencoba melakukan sikat gigi.
3. Memberi contoh
Ya, orang tua merupakan contoh terbaik untuk anak-anaknya. Untuk itu saat menyikat gigi para orang tua bisa memberi contoh kepada anak-anaknya. Langkah pertama bisa mengajak anak ke kamar mandi untuk memperlihatkan cara menyikat gigi. Orang tua juga bisa sambil memberi sikat gigi anak dan menaruh pasta gigi. Lalu memperlihatkan cara menyikat gigi, dengan begitu anak akan mengikuti.
4. Gosok gigi di depan cermin
Menggosok gigi di depan cermin merupakan langkah untuk mengajari anak gosok gigi yang benar. Mereka akan melihat langkah awal mebggosok gigi dengan mengegrakan sikat pada bagian gigi depan yang dilakukan dengan gerakan menyapu ke atas dan ke bawah. Sementara pada bagian luar gigi dengan gerakan memutar.
5. Menyikat gigi sambil bernyanyi
Para orang tua juga bisa mengajak anak menyikat gigi sambil bernyanyi. Pastikan suasana menyikat gigi menjadi menyenangkan sehingga anak pun bisa senang tanpa adanya paksaan dari siapapun.
(Leonardus Selwyn)