MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa platform Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2023 bisa mendorong posisi Indonesia ini sebagai pemimpin ekonomi kreatif (ekraf) global.
Menurutnya Indonesia merupakan negara dengan ekonomi kreatif terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Sandiaga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan jelas bahwa Indonesia harus mengambil peran yang strategis di sektor ekonomi kreatif.
BACA JUGA:
"Sebagai salah satu dari tiga negara terbesar dunia dengan ekonomi kreatif untuk mengambil peran yang strategis," katanya dalam keterangan resminya usai menghadiri FCE Meeting 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (4/10/2023).
Lebih lanjut pihaknya juga mengundang, sejumlah negara yang telah mengadopsi resolusi yang kita tampilkan melalui komitmen di PBB. Dimana ekraf menjadi ekonomi masa depan yang menciptakan semangat inklusif, serta menciptakan lapangan kerja yang ditargetkan sebanyak 25 juta dari segi ekonomi kreatif.
Sandiaga menjelaskan dalam FCE Meeting 2023 ia belajar dari banyak pengalaman di berbagai negara dan melihat _best practice_ dari negara lain seperti Afrika Selatan, Bulgaria, Uzbekistan, dan lainnya.
“Dari peringkat ketiga, dalam 5 sampai 10 tahun ke depan kita targetkan bisa lebih mendekati capaian Korea Selatan yang berada di posisi kedua dan kita berharap saat 2045 mudah-mudahan bisa nomor satu di dunia,” ujarnya.
BACA JUGA:
FCE Meeting 2023 diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian World Conference on Creative Economy (WCCE) 2024 yang akan dilaksanakan di Uzbekistan. Acara ini diselenggarakan setiap tahun dengan mengundang seluruh stakeholder ekonomi kreatif, mulai dari pemerintah, pihak swasta, akademisi, asosiasi, serta media.
Mengangkat tema Designing and Delivering a Robust Policy Support to Creative Economy, ada tiga sesi panel yang dihadirkan, yaitu pertama Bali Creative Economy Roadmap: Towards Concrete and Impactful Actions, kedua Better Measuring Creative Economy, dan ketiga Adapting to Emerging Challenges and Opportunities. Kegiatan ini diikuti oleh 7 duta besar negara sahabat, 154 peserta luring, 117 peserta daring dari total 38 negara di seluruh dunia.
(Salman Mardira)