Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Profil 2 Crazy Rich yang Viral karena Beri Amplop Rp1 Miliar di Pernikahan Anak Hotman Paris

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Kamis, 21 September 2023 |09:00 WIB
Profil 2 Crazy Rich yang Viral karena Beri Amplop Rp1 Miliar di Pernikahan Anak Hotman Paris
Pernikahan Anak Hotman Paris. (Foto: Instagram)
A
A
A

PERNIKAHAN anak Hotman Paris, yakni Hutapea putra Fritz Hutapea dengan Chen Giovani memang menyedot perhatian. Bukan hanya karena pernikahannya berlangsung indah dan mewah, tapi juga karena banyak tamu penting yang hadir.

Bukan hanya para pejabat yang hadir, tapi juga para pengusaha termasuk para miliarder pun datang di pesta pernikahan tersebut. Bahkan, ada dua miliarder yang memberikan amplop berisi uang dalam jumlah besar yakni Rp1 miliar. Tidak heran jika julukan crazy rich disematkan pada kedua konglomerat tersebut.

Pernikahan Anak Hotman Paris

Hal itu dikonirmasi oleh Hotman Paris dalam video viral yang beredar di media sosial. Dalam video tersebut, Hotman menceritakan saat pernikahan putranya, ada dua orang konglomerat yang masing-masing memberinya amplop senilai Rp 1 miliar.

“Pas pulang, lu tau nggak berapa dikasih? Ada yang ngasih 1M. Hanya dalam satu malam, saya dapet 2 Miliar dari 2 konglomerat. Belum yang lain lagi. Pokoknya meskipun ini saya sudah anggarkan 5 miliar, saya dapet lebih dari itu,” ujar Hotman Paris, dilansir dari akun TikTok @connie_lilian.

Lantas, siapakah dua konglomerat tersebut? Dalam penelusuran lainnya, dua konglomerat terdaftar menghadiri pernikahan putra Hotman Paris, Prajogo Pangestu dan Dato Sri Tahir.

Prajogo Pangestu sendiri merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Prajogo Pangestu merupakan perusahaan yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes dan orang terkaya ketiga di Indonesia tahun 2019.

Pada tahun 2022, pendiri Barito Group ini memiliki kekayaan bersih sebesar USD5,9 miliar atau setara dengan Rp84,6 triliun menurut Forbes. Jauh sebelum sukses, pria bernama asli Phang Djoem Phen ini pernah merasakan pahitnya hidup.

Prajogo lahir di Sungai Betung, Kalimantan Barat pada tahun 1944. Orang tuanya bekerja sebagai pedagang karet dan pendidikannya hanya sebatas SMA.

Namun Prajogo bertekad mengubah nasib hidupnya. Pada tahun 1960, ia memutuskan pindah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Menurutnya, jika pindah ke Jakarta, ia akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Pada tahun 1969, ia bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun (Burhan Uray). Dalam pertemuan itu, Prajogo diajak bergabung dengan perusahaan milik Bong, PT Djajanti Group. Singkat cerita, pada tahun 1976 ia diangkat menjadi General Manager (GM) perusahaan kayu lapis Nusantara Gresik di Jawa Timur.

Dia vmendapatkannya melalui kerja keras Prajogo selama kurang lebih tujuh tahun. Meski berprofesi sebagai General Manager, Prajogo tak terburu-buru berpuas diri dengan prestasinya. Ia malah memutuskan untuk meninggalkan tempat kerjanya dan memilih untuk memulai perusahaannya sendiri, bernama CV Pacific Lumber Coy. Nama perusahaan kemudian diubah menjadi PT Barito Pacific Timber.

Keberuntungan kembali berpihak padanya. Pada tahun 1993, perusahaan ini diketahui publik bahwa perusahaan tersebut bekerja sama dengan putra-putra Presiden Soeharto saat itu. Kemudian pada tahun 2007, perusahaan ini berganti nama menjadi Barito Pacific. Pada tahun yang sama, ia juga mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri sehingga menambah kekayaannya.

Setelah diakuisisi, Prajogo memutuskan untuk mendirikan perusahaan petrokimia besar di Indonesia yang diberi nama PT Chandra Asri Petrochemical, perusahaan ini merupakan gabungan dari Tri Polyta Indonesia.

Atas kerja keras dan perjuangannya, Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada Prajogo pada Agustus 2019. Penghargaan Bintang Jasa Utama diterimanya atas dedikasinya terhadap industri petrokimia dan panas bumi. Saat ini Dato Sri Tahir memiliki Mayapada Hospital yang merupakan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia.

Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Healthcare Group pada tanggal 1 Juni 2008 setelah akuisisi Honoris Hospital di kawasan hunian eksklusif Modern Land Tangerang. Sebagai komitmen dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bermitra dengan National Health Care Group Singapore.

Menurut majalah Forbes, kekayaan Tahir mencapai USD2,7 miliar atau sekira Rp40 triliun. Dengan kekayaan tersebut, Tahir menduduki peringkat kesepuluh miliarder Indonesia versi Forbes tahun 2020.

Selain itu, ia juga merupakan pejabat pemerintah terkaya. Selain itu, salah satu anggota Dewan Pertimbangan Dewan (Wantimpres) juga merupakan seorang dermawan, melalui Tahir Foundation telah menyumbangkan harta kekayaannya untuk kesejahteraan masyarakat baik di dalam maupun luar negeri.

Tercatat, ia menggelontorkan dana sebesar Rp52 miliar untuk melawan penyakit tersebut di Indonesia pada tahun 2020.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement