PASCA libur lebaran, minggu ini aktivitas masyarakat khususnya di perkotaan mulai berjalan normal. Namun tak sedikit yang merasa semangat mereka kendor usai libur panjang tersebut.
Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah waktu liburan pada sebagian orang adalah masa-masa yang menyenangkan, dimana Anda dapat secara nyaman dan penuh dengan pertemuan dan tradisi keluarga yang menyenangkan.
Namun, ada pula orang yang tak terlalu menikmati waktu berlibur seperti hal yang telah disebutkan. Ada yang merasa kesedihan, kehilangan, dan stres karena hiruk pikuk, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Inilah yang terjadi setelah post-holiday blues, atau perasaan pasca liburan. Dilansir dari Healthline, tidak banyak penelitian tentang emosi pasca liburan, tetapi survei tahun 2006 oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa 78 persen orang sering merasakan kebahagiaan sementara 68 persen sering atau kadang-kadang merasa lelah.
Seperti emosi liburan, gagasan post-holiday blues belum banyak dipelajari, meskipun beberapa penelitian dan ahli mengatakan itu cukup umum.
BACA JUGA:
“Post-holiday blues adalah kesedihan yang Anda rasakan setelah musim liburan berakhir,” kata Angela Ficken, seorang psikoterapis yang berbasis di Boston.
Ini merupakan perasaan kecewa yang terjadi setelah menghabiskan waktu sibuk bertemu keluarga dan teman. Ini mirip dengan apa yang terjadi setelah acara yang sangat dinanti seperti liburan atau pernikahan.
Ada beberapa gejala umum dari post-holiday blues yang dihimpun dari Heathline. Berikut ulasannya untuk Anda.
1. Menyesal tentang hal-hal yang Anda lakukan atau tidak katakan atau lakukan
2. Kekosongan karena jadwal yang dikurangi
3. Kesepian. Dimana bertemu sedikit orang dan sedikit acara yang harus dihadiri
4. Kesedihan karena liburan berakhir atau tidak seperti yang Anda pikirkan
5. Sulit tidur karena stres atau emosi yang sulit
Meski terlihat remeh, namun tak sedikit orang mengalami kondisi ini hingga berdampak serius pada kesehatan mental. Bahkan sebuah tinjauan penelitian tahun, 2011 menunjukkan penurunan individu yang menggunakan atau dirawat di layanan darurat psikiatri. Ia terlibat dalam perilaku melukai diri sendiri, atau mencoba bunuh diri saat Natal atau musim liburan panjang mendekat.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mengalami post-holiday blues yang cukup parah, berdasarkan Mike Dow, psikoterapis di Field Trip. Berikut ulasannya dikutip dari berbagai sumber.
1. Semua orang bersenang-senang dengan keluarga yang penuh kasih selama liburan
2. Kesendirian
3. Isolasi
4. Masalah keluarga, seperti keterasingan
5. Masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya
6. Penyalahgunaan alkohol atau pesta minuman keras selama liburan
(Vivin Lizetha)