MENGAPA Singkawang disebut Kota Amoy? Mungkin pertanyaan ini lazim terdengar. Singkawang memang punya beberapa julukan. Bukan hanya Kota Amoy, tapi disebut juga dengan Kota Seribu Kelenteng.
Kota Singkawang di Kalimantan Barat pernah dapat penghargaan sebagai Kota Paling Toleran oleh Setara Institute pada 2018, karena kerukunan antarumat beragama di sana sangat tinggi.
Penduduk Singkawang yang mencapai 222.910 pada 2019 mayoritas adalah etnis Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Mereka hidup rukun saling berdampingan.
BACA JUGA:Ini Alasan Banyak Orang Tionghoa Tinggal di Singkawang, Kota Seribu Kelenteng
Sejarah berdirinya Singkawang tak lepas dari peran masyarakat Tionghoa di masa lampau. Kata Singkawang berasal dari "San Kew Jong" yang berarti kota yang terletak di antara muara, laut, gunung dan sungai.
Karena mayoritas penduduknya adalah Tionghoa, tidak heran jika banyak kelenteng yang masih berdiri. Oleh karena itu, kota Singkawang mendapat julukan Kota Seribu Kelenteng.
Banyak juga masyarakat yang menyebut Kota Singkawang sebagai Kota Amoy. Tidak sedikit juga yang mempertanyakan mengapa Singkawang disebut Kota Amoy.
BACA JUGA:Dear Traveler, Ini Alasannya Singkawang Dijuluki Kota Seribu Kelenteng!
Kata Amoy sendiri bukanlah berkonotasi negatif. Julukan tersebut tertutur karena kota yang memiliki luas 504 km persegi itu dihuni oleh banyak orang Tionghoa. Sekitar 65% penduduk Kota Singkawang merupakan keturunan Tionghoa
Orang Tionghoa menggunakan kata ‘Amoy’ untuk memanggil wanita atau anak gadis. Istilah tersebut merupakan serapan dari dialek Khek.
Secara harfiah panggilan ‘Amoy’ memiliki arti ‘adik perempuan’. Definisi itulah yang membuat Singkawang disebut Kota Amoy.
Panggilan tersebut semakin terkenal mengingat hidup para wanita muda Hakka dari Singkawang yang rela menikah dengan orang luar negeri. Jeratan ekonomi memaksa mereka untuk menikah dengan pria luar negeri seperti Taiwan, Hongkong, Macau, Brunei, dan lainnya.
Praktik pernikahan dengan orang Singkawang bermula pada tahun 1970 an. Kala itu pemerintah Taiwan mengancam akan menyita harta benda rakyatnya jika mereka tidak memiliki keturunan.
Menikah dengan orang Tionghoa di Singkawang menjadi solusi pria Taiwan. Pasalnya, wanita Singkawang memiliki kesamaan dengan orang Taiwan. Pria Taiwan kurang berminat menikah dengan sama negara karena biaya pernikahannya sangat mahal.
Seiring perkembangan zaman praktik pernikahan demikian semakin berkurang. Sudah tidak ada lagi pernikahan terpaksa karena faktor warisan. Kebanyakan orang luar negeri mencari jodoh wanita Singkawang karena ingin memiliki keturunan.
Itulah mengapa Singkawang disebut Kota Amoy.
(Salman Mardira)